Serangan yang diarahkan fans pada Nurdin Halid, dan PSSI dalam beberapa hari terakhir semakin besar gelombangnya. Itu tak bisa dilepaskan dari beberapa kebijakan yang diambil oleh otoritas sepakbola nasional tersebut yang tidak populer dan bahkan sangat merugikan fans.
Tanyakan saja pada puluhan ribu suporter dibuat kesal oleh PSSI dan LOC saat berusaha mendapatkan tiket pertandingan. Terlalu panjang daftarnya jika harus dibeberkan semua di sini kesalahan-kesalahan dan ketidaksigapan PSSI dalam menajemen tiketing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiket online? Tak ada bedanya.
Kekesalan suporter Indonesia pada pria yang pernah divonis dua tahun penjara dalam kasus korupsi dalam pengadaan minyak goreng itu juga telah mendunia lewat jejaring sosial. Di situs mikrobloging Twitter, #nurdinturun sempat menjadi trending topic, yang kemudian sampai dibahas oleh media kenamaan Inggri, Guardian.
Meski timnas tampil meyakinkan dari babak fase grup hingga semifinal, itu nyata-nyata tak membuat tekanan ke arah Nurdin Halid menyurut. Justru sebaliknya, manuver-manuver yang dilakukan pria asal Makassar tersebut justru membuat suporter justru kesal dan gencar melakukan serangan.
Ingat bagaimana Nurdin Halid menurunkan dengan paksa spanduk-spanduk di GBK? Dia bahkan punya satgas sendiri yang disebar ke berbagai penjuru stadion untuk membersihkan GBK dari spanduk yang mungkin dianggap liar.
"Sejak kapan protes dilarang di negara ini. Spanduk adalah wujud protes, sudah pasti itu akan disita. Selama ini yang menyita bukan polisi, tapi satgas PSSI. Bahkan spanduk-spanduk yang memprotes Presiden SBY tak pernah diturunkan paksa" ungkap Pangeran Siahaan, seorang fans kepada detiksport.
"Di Bukit Jalil kami bawa spanduk anti Nurdin Halid. Tapi di sana dia memerintahkan Polisi Diraja Malaysia untuk menangkap pemasang spanduk yang berasal dari Indonesia. Bayangkan, ada orang Indonesia meminta polisi asing untuk menangkap warga negara Indonesia lainnya," lanjut dia menceritakan pengalaman saat menyaksikan laga final leg pertama.
Yang kemudian tak juga membuat fans sangat kesal adalah manuver-manuver politis, aktivitas non teknis serta intervensi yang sangat besar terhadap timnas yang dilakukan Nurdin Halid. Meski dalam sebuah kesempatan dia membantah mempolitisasi timnas.
Malam ini final leg kedua Piala AFF 2010 digelar, nasib Pasukan Merah Putih akan ditentukan dalam laga di GBK. Di kesempatan yang sama fans yang setia menyatakan perang terhadap Nurdin Halid diprediksi bakal kembali menyuarakan perjuangan-perjuangannya.
Karena ini merupakan laga penutup, aksi yang dilakukan diperkirakan bakal membesar. Dari informasi yang didapat detiksport, selain spanduk dan kaos bertuliskan "serangan" pada Nurdin dan PSSI, hari ini juga akan ada atribut "baru" yang akan dipakai sekelompok suporter, yaitu topeng Nurdin Halid. Menurut mereka topeng itu hanya akan dipakai sebelum kickoff dan ketika turun minum, karena mendukung timnas di lapangan tetaplah prioritas.
Apapun bentuk perlawanan, protes atau aksi yang dilakukan, fans diharap melakukannya dengan cara-cara damai. Toh keributan dan aksi kekerasan justru akan sangat merugikan fans sendiri, dan sepakbola Indonesia yang bisa dijatuhi sanksi dari FIFA dan AFC.
"Secara formal mekanisme menurunkan Nurdin harus melalui pengda, sejauh-jauhnya suara suporter tak akan sampai di situ. Tapi satu yang harus diingat adalah bahwa masyarakat Indonesia adalah stakeholder PSSI," tuntas mahasiswa berusia 23 tahun itu.
Foto: Salah satu spanduk bentuk perlawanan suporter terhadap Nurdin Halid (Detiksport)
(din/arp)