Kongres PSSI sedianya memilih ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif. Namun setelah digelar selama sekitar enam jam, kongres ditutup tanpa menghasilkan keputusan apapun.
Agum Gumelar selaku Ketua Komite Normalisasi sekaligus pemimpin kongres memutuskan menyudahi kongres setelah dia dihujani interupsi oleh peserta. Saat itu Kelompok 78 ngotot pada keputusannya agar Komite Banding Pemilihan diberi waktu menjelaskan alasan meloloskan kembali pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilanjutkan Agum, ketegasan dia untuk tetap tidak memberikan lampu hijau pada duo GT-AP semata karena dia menjalankan apa yang diminta FIFA. Yakni melarang majunya dua tokoh tersebut dalam pencalonan ketua umum PSSI.
"Kita dari KN tentu saja tergantung pada FIFA karena kami melaksanakan mandat FIFA. FIFA sudah berulang kali menyatakan GT dan AP tidak bisa maju pencalonan. Lalu, bagaimana kalau menentang keputusan FIFA," lanjut Agum.
Hingga kini Agum belum bisa memastikan apakan KN akan menggelar kongres lanjutan. Langkah awal yang akan dilakukan pihaknya adalah menyusun laporan yang nantinya akan diserahkan pada FIFA. Organiasai pimpinan Sepp Blatter tersebut dijadwalkan akan menggelar rapat Komite Eksekutif di penghujung bulan, di mana nasib Indonesia akan diputuskan di sana.
"Sejauh ini mereka cuma bilang, mereka teramat kecewa dengan sikap yang ditunjukan peserta sidang. Mereka mempermalukan FIFA dan menghujat organisasi dan perorangan dengan cara seperti itu."
"Akan percuma juga bila pemerintah melakukan lobi, karena FIFA sudah melihat dengan mata kepala mereka sendiri. Selain itu, seharusnya pemerintah bisa cegah ini semua. Ada banyak sebetulnya yang bisa dilakukan oleh Pemerintah untuk mencegah ini semua," tuntas Agum mengritik pemerintah.
(din/nar)