Ary sudah sejak kelas 3 SD mengikuti latihan sepakbola. Hobinya terus ia lakoni sampai kemudian mengikuti akademi sepakbola Villa 2000 di Tangerang, Banten.
Di usianya yang masih 14 tahun, Ary berkesempatan menjejak negara yang termasuk memiliki prestasi mencorong, Jerman. Tak hanya menginjakkan kaki di Jerman, Ary juga berkesempatan berlatih di markas FC Bayern Munich. Ary dan 64 anak lainnya dari 22 negara merupakan peserta Allianz Junior Football Camp. Kegiatan ini digelar sejak 30 Agustus hingga 2 September 2012. (detiksport meliput ajang ini atas undangan PT Asuransi Allianz Life Indonesa)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ary berharap apa yang didapatkannya kali ini bisa menjadi jembatan emas untuk menjadi seorang pemain sepakbola kelas dunia di masa mendatang. Bertemu dengan anak-anak lain dari berbagai negara berbeda, berlatih bersama di suatu camp, menggiring bola di suhu begitu dingin, merupakan tantangan tersendiri. Namun Ary berusaha membiasakan diri.
"Kalau mau jadi pemain bola profesional, harus membiasakan diri dengan banyak hal. Harus belajar banyak. Selain banyak latihan, kemampuan berbahasa juga harus ditingkatkan," sambungnya.

Meski sudah beberapa kali ke luar negeri, namun pengalamannya di Jerman kali ini terasa sangat berbeda. Sebab hanya dua anak dari Indonesia yang ikut serta. Apalagi tempat latihan berlokasi di tempat latihan yang sama dengan para punggawa FC Hollywood di Sabener Strasse, Munich, Jerman.
"Sebelumnya saya hanya di negara Asia saja. Pada 2011 masuk skuat Indonesia U-13 ke Kinabalu Malaysia. Waktu itu Indonesia urutan kedua. Lalu Juli 2012 ke Jepang mewakili tim DKI dalam rangka turnamen sister city," terang anak kedua dari 4 bersaudara ini.
Ary bersyukur tumbuh di keluarga yang mendukungnya menjadi pemain sepakbola. Hal itu karena sang ayah, Fauzan Hakim, di masa lalu pernah menjadi pemain Persija Jakarta.
"Inginnya nanti jadi pemain bola profesional. Kalau nggak jadi pemain bola jadi apa ya, mungkin pengusaha di bidang olahraga," ucap penggemar Dani Alves dan Ismed Sofyan ini.
Ary sangat percaya tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Suatu hal yang ingin didapat harus diupayakan. Karena itu dia rajin berlatih bermain sepakbola, bekerja keras, berusaha memberikan yang terbaik dan terus berdoa.
"Rezeki sudah ada yang mengatur. Tuhan nggak buta. Saya yakin, yang bersungguh-sungguh yang akan berhasil," imbuh dia, yang selalu dipesankan orangtuanya supaya tidak meninggalkan salat lima waktu di manapun berada.
Menurut Ary, dirinya pernah putus asa lantaran cedera yang dialaminya pada tahun lalu. Absen dari aktivitas sepakbola membuatnya tersiksa. Syukurlah cedera yang dialami akhirnya sembuh dan Ary kembali bisa 'merumput'.
"Buat saya, juara sejati bukanlah yang tidak pernah gagal, melainkan yang bisa bangkit setiap kali gagal," ujar Ary mantap.
Ary masih akan terus menambah pengalaman dan meningkatkan kemampuan untuk menjadi pemain sepakbola profesional. Dalam waktu dekat, Ary akan kembali menapakkan kaki di Eropa. Milan, Italia, adalah tujuan berikutnya. Dia akan berlatih dengan Milan Junior Camp.
Semoga pengalaman-pengalaman ini menjadikan mimpinya semakin nyata.
Laporan terkait:
Aula Rizky dan Impian Jadi Pemain Bola
Belajar Sepakbola di Akademi Bayern Munich
Diego Contento Jadi 'Mentor' Pemain-Pemain Muda
Mengintip Latihan 2 Anak Indonesia di Markas FC Hollywood
Bertemu Pemain dan Melihat Langsung Latihan FC Bayern
Wah! 2 Anak Indonesia Ikut Football Camp di Markas Bayern Munich
(vit/a2s)