Dalam beberapa hari ini berlangsung penggalangan dana dari suporter untuk membantu membiayai timnas yang akan tampil di Malaysia mulai 24 November. Gerakan ini dipicu setelah pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga belum mau memberikan bantuan finansial kepada timnas.
Walaupun gerakan ini dinilai perlu diapresiasi, namun PSSI juga dianggap harus bertanggung jawab karena timnas adalah adalah tanggung jawab federasi. Apalagi Piala AFF 2012 sudah jelas-jelas teragendakan sejak lama, sehingga mestinya jauh-jauh hari segala keperluannya termasuk biaya, sudah dipersiapkan PSSI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semestinya, lanjut SOS, PSSI mempunyai alternatif pendanaan yang sebenarnya, mulai dari APBN, sponsorship, maupun donasi dari pihak ketiga. Jika sampai dua minggu sebelum turnamen dimulai kebutuhan dana timnas belum terpenuhi, kinerja PSSI layak dipertanyakan.
"Ketidakmampuan PSSI menjamin dukungan secara moril dan materiil (pendanaan) kepada timnas merupakan catatan buruk atas kepengurusan era Johar Arifin. Janji janji kampanye saat Kongres dulu ternyata hanya tinggal janji, yang ada timnas justru semakin merana."
Selain PSSI, SOS juga mempertanyakan pihak Kemenpora yang belum juga mencairkan alokasi dana APBN untuk timnas, karena partisipasi skuat "Garuda" ke Piala AFF adalah mewakili negara.
"Secara keseluruhan, gerakan donasi ini perlu diapresiasi dan dijadikan refleksi oleh PSSI, Menpora dan Komisi X DPR. Satu sisi ini kepedulian rakyat Indonesia, di sisi lain ini sindiran pedas terhadap lembaga yang bertanggungjawab terhadap Timnas."
SOS yang diprakarsai oleh Indonesian Corruption Watch (ICW) juga berjanji akan mengawasi gerakan donasi suporter ini, karena melibatkan dana dari masyarakat, dan meminta penggagasnya supaya bersih dari politisasi, transparan dan akuntabel.
"Mereka harus memastikan bahwa gerakan donasi ini semata-mata untuk timnas, bukan untuk PSSI!" imbuh Apung.
(a2s/mfi)