Tidak perlu heran ketika ada anak-anak Indonesia meraih sukses dan tampil apik di turnamen internasional semisal Milan Junior Camp Day ataupun Danone Nations Cup. Jangan heran juga ketika timnas level junior meraih di turnamen regional, seperti HKJC International Youth Invitational di Hong Kong, Februari 2013 silam.
Di turnamen usia 10-12 tahun bertajuk Danone Nations Cup, yang tahun ini digelar di London, 4-7 September lalu, tim "Merah Putih" yang diwakili oleh SSB Tugu Muda, Semarang, finis di peringkat kedelapan dari 32 negara peserta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gavin hanyalah sebuah contoh. Indonesia masih punya Gavin-Gavin lainnya. Indra Sjafrie sendiri kini sedang menangani tim nasional Indonesia U-19, yang sejak 10 September lalu terjun di perhelatan Piala AFF U-19.
Dari skuat coach Indra saat ini, kita bisa melihat bagaimana Al Qomar, Ilham Udin Armaiyn, Maldini Pali, Evan Dimas Darmono, dan Muchlis Hadi unjuk kebolehan.

Lagi-lagi, Maldini, Evan, Ilham dan rekan-rekannya juga hanya beberapa contoh. Mereka jadi generasi ke-sekian dari pemain-pemain muda yang dinilai berbakat. Sebelumnya ada nama-nama seperti Yericho Christiantoko, Alan Martha, Abdul Rahman Lestaluhu, atau Alfin Tuasalamony.
Belum lekang juga dari ingatan bagaimana nama-nama seperti Kurnia Meiga, dengan Abdul Rahman dan Gunawan Dwi Cahyo sebagai palang pintu di depannya, Elgi Melgiansyah dan lain-lainnya bahu-membahu di SEA Games 2011 sebagai bagian dari anggota timnas U-23. Kendati gagal meraih medali emas, penampilan mereka ketika itu dinilai menjanjikan.
Meiga kini sudah menembus tim senior. Kemampuannya dan refleksnya dalam menghentikan tembakan, membuat kiper berusia 23 tahun itu belakangan dipercaya menjadi kiper utama tim nasional Indonesia.
Indonesia sendiri, sepanjang sejarahnya, selalu punya program untuk mengirimkan bibit-bibit muda tersebut berlatih ke luar negeri. Dari mulai PSSI Garuda, Pratama, Binatama, Primavera, Baretti sampai yang terakhir PSSI SAD di Uruguay.
Namun, seperti yang dituturkan oleh Timo Scheunemann, pelatih yang mendampingi SSB Tugu Muda di Danone Nations Cup, bibit-bibit menjanjikan di atas hanya akan menjadi hebat dengan perawatan yang baik pula.
"Indonesia, sabar itu tidak cukup. Kalau tidak ada kerja keras, sabar sampai kapanpun ya sulit. Perlu kerja keras untuk membenahi, memperbaiki sistem sepakbola termasuk untuk pembinaan usia muda. Jika itu tak juga dilakukan, kita akan begini-begini saja. Bibit yang bagus, kalau tidak dipupuk, dirawat, ya tidak akan menuai hasil yang bagus," kata Timo.
====
Mari dukung Tim sepak bola Indonesia dengan kunjungi www.ayoindonesiabisa.com. Jadilah bagian dari 24 juta dukungan untuk datangkan pelatih Manchester United. Dipersembahkan oleh CLEAR, shampoo pria no.1 di dunia.
(roz/a2s)