Kontroversi terjadi ketika Badan Tim Nasional mendadak membatalkan rencana Timnas U-19 mengikuti sebuah turnamen di Spanyol, dan menggantinya dengan ke Brunei Darussalam.
Setelah Tur Nusantara I & II selesai, yang diselingi pula ujicoba ke Timur Tengah, Timnas U-19 awalnya dijanjikan akan dikirim ke Negeri Matador dan tampil di turnamen level junior bertajuk Torneo Internacional de Futbol Sub-20 de L'Alcudia atau yang biasa disebut Cotif di Valencia. Di ajang itu timnas tergabung dalam Grup A bersama Argentina U-20, Arab Saudi U-20 dan Mauritania U-20.
Angan kian tinggi setelah PSSI meminta para pemain mengumpulkan paspor. Katanya, untuk mengurus visa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ravi Hargiyanto dkk. yang sudah berangan-angan bisa menimba ilmu ke salah satu kiblat sepakbola di Eropa itu, kecewa. Meski demikian mereka diberikan turnamen ujicoba pengganti, yaitu Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, di bulan Agustus.
Di ajang itu, mereka mesti menghadapi tim dengan usia di atas mereka. HBT biasa diikuti tim-tim Asia Tenggara di bawah usia 21 tahun, plus tiga pemain senior.
Perubahan agenda itu dibarengi dengan rumor tak sedap pun. Kabarnya PSSI 'menjual' U-19 karena kadung terbelit perjanjian hak siar dengan stasiun televisi lokal.
Indra pun menuturkan kekecewaan pembelokan rencana itu. Dia mengaku situasi itu mempengaruhi psikologis pemainnya.
"Amat disayangkan kami gagal ke Spanyol. Namun, seluruh anggota tim tak boleh patah semangat. Kami harus bisa mengatasi situasi yang sulit. Kami mempunyai mimpi sukses di Piala AFC U-19," kata Indra sebelum menuju HBT.
"Secara teknik mungkin mereka tak terpengaruh. Pada dasarnya, program pelatnas tetap berjalan seperti biasa. Namun, mungkin efek psikologis yang bakal terasa," beber dia.
Hasil pertandingan menjadi gambaran betapa Evan Dimas dkk. begitu terluka. Mereka babak belur di turnamen tersebut. Banyak yang menilai, tim yang sudah bersama-sama sejak di level U-16 itu mencoba protes lewat kekalahan-kekalahan itu.
Pasukan "Garuda Jaya" membuka ajang itu dengan hasil imbang 0-0. Kemudian kandas 1-3 dari tuan rumah Brunei. Timnas terus membukukan kekalahan 1-3 dan 1-2. Meski kemudian menutup dengan kemenangan 6-0 atas Singapura, hasil itu tak cukup untuk melaju ke babak semifinal. Timnas menyudahi turnamen itu di urutan kelima Grup B.
Mantan pemain nasional Ferril Raymond Hattu menilai penampilan buruk timnas U-19 itu akibat jenuh. Juga ada kesalahan PSSI menurunkan tim dengan kelompok usia berbeda.
"Saya kira niatnya (PSSI) baik. Tim ini juga tidak jelek. Tapi kalau melawan tim yang usianya di atas, ya ada pengaruhnya. Terutama soal mental, anak-anak ini masih labil," kata Ferril.
Mungkin ada semacam kejenuhan di dalam tim. Mungkin harus ada penyegaran, apakah itu komposisi dari pelatih, pengurus atau mungkin dari pemain," ucap mantan bek Persebaya dan timnas itu.
Setelah menuai kritikan, BTN (dan PSSI) akhirnya memberi pula kesempatan Timnas U-19 untuk berlatih tanding ke Eropa. Menggandeng promotor sepakbola Nine Sports, mereka mengirim Coach Indra dan anak-anak buahnya ke Spanyol.
Tidak tanggung-tanggung, Timnas U-19 dipertemukan dengan tim-tim junior empat klub top Spanyol, yaitu Atletico B, Valencia B, Barcelona B, dan Real Madrid C. Berturut-turut hasilnya adalah kalah 1-2, seri 1-1, kalah 0-6, dan 0-5.

Tiga kekalahan dari satu hasil seri itu barangkali bukan yang utama, karena kelas sepakbola Spanyol jauh di atas Indonesia. Yang penting adalah, kesempatan bertanding melawan tim yang levelnya lebih tinggi, dan juga berkultur Eropa, bukan sekadar Asia Tenggara melulu, telah dilakoni. Bahkan mereka merasakan pula bermain satu lapangan dengan Luis Suarez dan Thomas Vermaelen, yang dimainkan oleh Barcelona B.
Seperti diucapkan Coach Indra, mereka ke Spanyol untuk belajar --dan semoga pelajaran itu didapatkan dan menjadi modal penting untuk dibawa ke Myanmar pada Oktober nanti.
"Alhamdulillah kami banyak belajar di sini. Mungkin untuk pemain-pemain usia muda kita ke depan harus banyak berujicoba, bermain dengan tim-tim yang levelnya jauh lebih tinggi dari kita," ucap Indra seusai pertandingan lawan Real Madrid C.
Dengan demikian rangkaian ujicoba panjang selama hampir satu tahun Timnas U-23 sudah rampung. Kini mereka tinggal melakukan persiapan akhir sebelum terjun di Piala Asia U-19, yang akan berlangsung 9-23 Oktober.
Ayo, Indonesia bisa!
(fem/a2s)











































