Sekitar tiga tahun lalu, Tristan Alif Naufal muncul mengejutkan jagat maya setelah videonya mengolah bola dengan apik beredar. Kini, di usianya yang ke-10, Alif tengah berupaya meretas jalan masuk akademi klub Eropa.
Dalam video yang diunggah ke situs YouTube, kaki kecil Alif luwes memainkan bola yang tampak kebesaran untuk anak seumuran dirinya. Selain itu, dia juga memperlihatkan kebolehannya menggiring bola melewati pancang dan bocah-bocah lainnya.
Waktu berlalu dan kini Alif sudah tumbuh lebih besar. Ia sudah sempat mengenyam pendidikan singkat di Belanda bersama akademi Ajax Amsterdam. Namun, karena salah satu alasan, Alif tidak bisa melanjutkan pelatihannya bersama Ajax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ajax, kata Andhika, hanya bisa menerima Alif jika mereka menetap di Belanda via visa kerja yang bisa didapat orang tuanya. Untuk itu, pihak Footballicious sudah meminta kepada Kemenpora agar membantu proses pencarian kerja untuk ayah Alif.
"Perusahaan itu nantinya tidak perlu menggaji. Cukup menerima saja sebagai syarat. Kalau soal biaya, semuanya sudah ada dari pihak sponsor," kata Andhika.
"Kita sudah ketemu sama Kemenpora dan meminta mereka membicarakan ini dengan pihak Kemenlu. Tapi, sampai saat ini belum ada jawaban."
Alif saat ini sedang berada di Jakarta. Lantaran tak bisa melanjutkan pelatihan dengan tim akademi, Ajax sempat menawarkannya berlatih dengan feeder club mereka. Tetapi, Alif akhirnya memilih untuk berlatih dengan Feyenoord, rival Ajax.
"Kita akhirnya minta dicarikan jalan lewat ayahnya Gio (Giovanni van Bronckhorst, red) dan ayahnya menyampaikan langsung ke Van Bronckhorst. Van Bronckhorst pun menerima, jadi akhirnya dia berlatih sebulan terakhir di sana," ucap Andhika.
"Rasanya bangga juga melihat Alif mengenakan kostum full Feyenoord dan bermain di sana."
Selama berlatih di Belanda, Alif belajar banyak hal. Dia mengaku mendapatkan latihan yang lebih berat dari biasanya, tetapi tidak merasa keberatan. Selain latihan sepakbola, Alif juga diajari berbagai hal lainnya yang sifatnya edukasional.
"Dia sekarang bisa bahasa Belanda sedikit-sedikit. Itu tadi ngobrol dengan Raphael (Maitimo) dia ngerti," kata Andhika.
Alif sempat dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) di Ajax International Camp 2014. Ajang itu diikuti oleh 250 anak dari 20 negara berusia 8-16 tahun. Tristan juga menjadi Best Player pada kategori 1v1, yang menjadikan bocah sembilan tahun itu makin punya nilai plus dan menjadi pemain Asia pertama yang meraih penghargaan tersebut.
Kini, Alif dan keluarganya tengah mengkaji opsi lain. Kabarnya, mereka mempertimbangkan untuk membawa siswa kelas 6 SD itu untuk berlatih di Spanyol.
"Ada beberapa klub yang tertarik," ujar Andhika tanpa menyebutkan klub-klub mana saja.
(roz/roz)