Aksi pengeroyokan terhadap asisten wasit tersebut terjadi pada pertandingan Indonesia Soccer Championship (ISC) B antara PSS Sleman dan Persinga Ngawi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (7/8/2016).
PSS menang 3-0 pada pertandingan tersebut, namun para pemain Persinga menganggap dua dari tiga gol PSS pada laga tersebut tidak sah. Hal itulah yang kemudian mengawali aksi pengeroyokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesal, sekitar enam hingga tujuh pemain Persinga lantas mengerubungi hakim garis. Beberapa ada yang mendorongnya, sementara satu orang tampak menyepak sang hakim garis dengan kaki kanannya.
Kekesalan pemain Persinga kian menjadi ketika Riski Noviansyah mencetak gol di babak kedua. Bola hasil tendangan Riski mengenai mistar gawang, memantul ke bawah, dan lalu memantul keluar. Dari siaran ulang, terlihat bahwa bola telah melewati garis gawang sepenuhnya. Wasit dan hakim garis kembali mengesahkan gol.
Namun, pemain Persinga tidak terima. Mereka kembali mengeroyok hakim garis dan beberapa pemain terlihat menendanginya. Wasit pun tidak tinggal diam, dua kartu merah ia acungkan untuk pemain Persinga.
Ini bukan pertama kalinya tahun ini kisruh terjadi di lapangan pada sebuah laga di persepakbolaan Indonesia. Pada laga Perseru vs Semen Padang, 11 Juni 2016, juga sempat terjadi intimidasi dan pemukulan terhadap wasit. Dari kisruh tersebut, kiper Semen Padang, Jandia Eka Putra, diskors lima pertandingan oleh Komisi Disiplin PT Gelora Trisula Semesta, selaku operator Torabika Soccer Championship (TSC), karena mengintimidasi wasit.
(roz/a2s)