Kongres PSSI diputuskan untuk mundur pelaksanaanya menjadi 10 November. Hal itu terjadi tak lepas dari polemik pemilihan tempat penyelenggaraan kongres yang berlarut-larut.
Sempat terjadi tarik ulur antara Makassar dan Yogjakarta, kongres kemudian diputuskan digelar di Jakarta. Namun perselisihan lain menyusul muncul, yang pada akhirnya ditetapkan kalau kongres digelar di Jakarta meski waktunya diundur ke 10 November.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moeldoko, sebagai salah satu kandidat ketum, meminta semua pihak untuk tidak menyambutnya secara berlebihan apalagi secara negatif. Pasalnya keputusan ini diambil demi kebaikan bersama agar tidak terjadi konflik ke depannya.
"Kondisi ini rasanya harus disyukuri bukan justru disambut dengan reaksi berlebihan, apalagi direspons dengan negatif. Semua pasti bukan karena ada niat buruk dari siapa pun, tetapi semua senata-mata lantaran komunikasi yang belum terjalin dengan baik," ujar Moeldoko.
"Sejak dari Taruna hingga saya dipercaya sebagai Panglima TNI, saya selalu menerapkan dan mengembangkan pikiran positif. Hanya dengan pemikiran positiflah kita, sepakbola kita, negara kita bisa maju," sambungnya
Lebih lanjut, Moeldoko kembali menegaskan janjinya jika terpilih sebagai Ketum PSSI nanti bahwa komunikasi dengan pemerintah akan lebih intens, sehingga bisa sama-sama membawa sepakbola ke arah lebih baik.
"Dengan komunikasi yang baik, maka silang pendapat dan saling curiga tak akan ada lagi."
"Terpenting para pelakunya harus gembira dan bebas dari intimidasi. Sepakbola dan PSSI adalah cabang olahraga yang mampu membangkitkan rasa nasionalisme. Harus ada prestasi yang membanggakan. Dan prestasi itu hanya bisa dicapai melalui kebahagiaan bukan dalam tekanan. PSSI harus menjadi sahabat bukan justru sebaliknya!," tutupnya.
(mrp/rin)