Liga 1 U-19 usai dengan Persipura Jayapura sebagai juaranya. Mereka mengalahkan Persib Bandung pada final di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa (07/11).
Persela terhenti di babak delapan besar LIga 1 U-19. Mereka menempati urutan ketiga di papan klasemen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bukan masalah prestasi individu, tapi berkat kerjasama yang baik. Kalau tidak ada bantuan seluruh pemain dan pelatih, saya tidak bisa mencapainya," ujar Vaiz merendah.
Dengan penampilan individu yang sip dan Persela U-19 yang tak lagi bermain usai babak delapan besar, Vaiz dipromosikan ke tim senior, yang dipoles Aji Santoso. Selain Vaiz, Perslea mempromosikan Sugeng Efendi
"Awalnya merasa sungkan. Apalagi bertemu dengan Aji Santoso," aku Vaiz.
Aji bukan sosok yang asing bagi Vaiz. Aji-lah yang mengenalkan posisi striker untuk Vaiz.
Ya, saat masih duduk di Sekolah Dasar, Vaiz hanya bermain sebagai bek kanan. Tapi, setelah bergabung dengan Aji Santoso Internasional Football Academy (Asifa) dia diinstruksikan untuk menjajal posisi sebagai striker atau penyerang.
"Sejak SD saya pemain bek kanan. Tapi, setelah saya masuk Asifa saat lulus SMP, saya ditempatkan jadi striker," ujar Vaiz, yang lahir di Dusun Krajan, Desa Kalibaru Kulon, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur itu.
Rupanya, dia nyaman dengan posisi sebagai striker itu. Buktinya, Vaiz lolos 40 besar seleksi Timnas Indonesia U-19 di bawah arahan Indra Sjafri. Kemampuannya menarik perhatian pelatih Persela U-19, Didik Ludianto. Bersama Persela U-19, pemain kelahiran 8 Mei 1999 itu menjadi pemain kunci tak tergantikan, walaupun pernah dijadikan sebagai penyerang sayap.
"Coach Aji bilang sama saya kalau harus betul-betul memanfaatkan kesempatan bergabung di tim senior. Harus banyak belajar dari para senior. Yang terpenting bisa menjaga etika," kata Vaiz menirukan perkataan Aji Santoso.
(fem/krs)