Sihar mengungkapkan bahwa dia sudah resmi membeli klub Divisi Tiga Belgia tersebut sejak tiga tahun lalu. Namun, dia enggan menyebut nama klubnya itu.
"Yang jelas bisa dibilang klubnya semi profesional. Musim lalu, mereka ada di papan tengah. Tapi klub ini sudah memiliki aset stadion sendiri. Kalau untuk saat ini saya belum mau mengungkapkan nama klubnya. Tunggu waktunya saja. Kalian cari di Google pun tak akan keluar nama saya, karena saya belum mau ditampilkan," ungkap Sihar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sihar menjelaskan bahwa proses pembelian klub itu terjadi setelah dia menjadi pemegang saham mayoritas. Dia pun memiliki alasan khusus memilih klub Belgia dibandingkan klub-klub lain seperti Spanyol, Prancis, atau Inggris.
Sihar sangat ingin membuka kesempatan kepada pemain-pemain Indonesia untuk berkarier di klubnya. Sebab peraturan pemain asing di Belgia tak serumit di negara-negara Eropa lainnya.
"Di sana aturannya untuk pemain asing lebih longgar, meski ada jumlah minimum gaji untuk pemain asing yakni sekitar 70 ribu euro. Artinya, saya lebih mudah untuk membawa pemain Indonesia ke sana. Karena saya ingin memboyong pemain asal Indonesia, tapi tentunya yang juga punya kualitas," jelasnya.
Untuk membeli klub divisi tiga Belgia tersebut, Sihar mengaku mengeluarkan biaya tak terlalu besar, terutama jika dibandingkan dengan membiayai Pro Duta FC di Liga 2 musim lalu.
"Lebih murah sedikit. Ketika itu kan Pro Duta biayanya sekitar Rp 7-8 miliar semusim," kata pria yang kini mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Sumatera Utara itu.
(ads/mfi)