Brylian menunjukkan penampilan yang prima dalam dua pertandingan Indonesia di Piala Asia U-16. Dia bisa melakukan intersep-intersep krusial untuk membendung bola agar tak sampai ke lini pertahanan Indonesia.
Hasilnya cukup oke, Indonesia mampu membukukan kemenangan atas Iran lalu memetik satu poin kala melawan Vietnam. Posisi gelandang bertahan baru dijalankan oleh Brylian di Piala AFF 2018, saat timnas U-16 berhasil menjadi juara.
Ayah Brylian, Yusyanto, mengungkapkan bahwa dirinya tak memasukkan putranya ke sekolah sepakbola sejak awal. Dia pernah mendaftarkan anaknya masuk ke klub bulutangkis.
"Pada awalnya saya tidak perhatian. Kecilnya malah saya masukkan ke klub bulutangkis bersama kakaknya. Tiga bulan dia keluar karena tidak kuat fisiknya di bulutangkis," kata Yusyanto dalam perbincangan dengan detikSport di Dorsset Grand Subang.
"Setelah masuk SD, gurunya memberi tahu kalau Brylian masuk final futsal. Saya tidak merespons karena tidak tahu dia punya bakat di situ," sambungnya.
"Akhirnya penasaran ingin lihat, ternyata dia punya bakat. Gurunya menyarankan agar dimasukkan ke SSB."
"Saya tanya-tanya SSB di Sidoarjo. Akhrinya ketemu Gelora Putra Delta. Sampai sekarang masih di sana. Ternyata ada bakat di situ."
"Setelah itu saya suport. Bertanding di manapun saya dukung."
Pengorbanan Yusyanto itu kini sudah membuahkan hasil. Brylian kini memang tak menjadi pebulutangkis. Tapi, pemain kelahiran 23 Februari 2002 itu sudah mampu mempersembahkan gelar juara Piala AFF 2018.
Sekarang, Brylian sedang mengejar mimpi lebih tinggi lagi di Piala Asia 2018.
Di pertandingan terakhir Grup C, India yang akan menjadi lawan Indonesia di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kamis (27/9/2018). Yusyanto mempunyai keyakinan tinggi Garuda Muda akan mampu memetik kemenangan.
"Untuk lawan India saya yakin menang, skornya 2-0," kata Yusyanto mantap.
(cas/mrp)