PSSI Godok Aturan Nyanyian Rasis di Pertandingan

PSSI Godok Aturan Nyanyian Rasis di Pertandingan

Amalia Dwi Septi - Sepakbola
Senin, 01 Okt 2018 18:52 WIB
Foto: Amalia Dwi Septi/detikSport
Jakarta - PSSI sedang menggodok sejumlah cara untuk menghentikan kekerasan dalam sepakbola Indonesia. Salah satunya, sanksi untuk nyanyian rasis atau ujaran kebencian dalam perrtandingan.

Menpora Imam Nahrawi baru saja menggelar silatuhrahmi dengan sejumlah stakeholder sepakbola Indonesia, seperti PSSI, PT Liga Indondonesia, perwakilan klub, Kepolisian, suporter dan BOPI. Pertemuan itu berlangsung di Kantor Kemenpora, Senin (1/10/2018). Pertemuan itu meneruskan instruksi Presiden Jokowi setelah tragdei GBLA yang menewaskan suporter Haringga Sirila pada 23 September. Haringga tutup usia setelah dikeroyok hingga kepalanya luka parah menjelang laga antara Persib dengan Persija dalam laga lanjutan Liga 1.

Dalam pertemuan tersebut tercetus sebuah ide untuk menghentikan nyanyian rasis yang dianggap sebagai pemicu kekerasan antar suporter. Caranya, jika suporter melakukan hal itu di dalam stadion maka pertandingan akan dihentikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, tak menutup kemungkinan jika aturan itu diterapkan di kompetisi Indonesia sebagai langkah awal. Sebab selama ini, sanksi yang diberikan kepada suporter kerap tidak mempan.

"Saya kira semua sepakat ini ujung dari sebuah upaya bahwa siklus pemberian sanksi terhadap rasis yang ditunggu sampai pertandingan selesai sering kali tidak efektif," ujar Joko usai pertemuan.




"Oleh karenanya implementasi ini perlu dirumuskan dengan cermat dan juga perangkat pertandingan wasit ada match commisioner dan pelaku pemain yang ada di lapangan. Tetapi idenya kami setuju dan ini agar disiarkan kepada semua sebagai tahap awal yang sangat kongret agar kampanye kebencian berhenti di kompetisi ini," kata dia.

Joko pun mengaku akan segera merumuskan aturan tersebut. Dia berharap rencana tersebut bisa terealisasi dalam waktu dekat dan diterapkan secepat mungkin.

"Ini harus diformulasikan di pertandingan-pertandingan yang akan datang. Tapi penting tadi hadir PSSI, APPI yang menurut kami didiskusi tadi kami ingin mengembalikan sepakbola kepada integritas dan pemain menjadi salah satu elemen penting dalam pertandingan," ujar pria asal Ngawi, Jawa Timur itu.

"Bisa saja keinginan ini tanpa dirumuskan secara detail keinginan pemain saat mendengar teriakan-teriakan rasis yang sangat nyata nah ini yang menjadi hal-hal yang harus dirumuskan. Sangat nyata rasisme tadi dan pemain akan menghentikan pertandingan," dia menambahkan.

"Kami berharap ini bisa dikonsolidasikan dengan cepat kami menganggap membuat rumusannya bisa sangat cepat. Tapi mengkonsolidasikan agar ini menjadi sebuah peraturan yang bisa dijalankan tentu untuk koordinasi dengan klub, liga, panpel, pengawas pertandingan dan semuanya," ujar Joko yang pernah menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia itu.

(ads/fem)

Hide Ads