Persija sudah sangat dekat dengan gelar juara. Menjelang laga pamungkas, menghadapi Mitra Kukar, Minggu (9/12/2018) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Persija menguasai puncak klasemen Liga 1 dengan 59 poin.
Untuk menjadi juara Liga 1 musim ini, Persija hanya bersaing dengan PSM Makassar (58 poin). Juku Eja menjamu PSMS Medan di Stadion Andi Mattalatta, Makassar di waktu yang sama dengan laga Persija.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum final digelar, mari tengok fakta Persija sebagai tim kebanggaan masyarakat ibukota.
Berikut 7 fakta sejarah Persija:
1. Berdiri
Persija didirikan pada 28 November 1928, tepat sebulan setelah Sumpah Pemuda. Awalnya, Persija bernama klub awalnya bernama Voetbalbond Boemipoetera (VBB). Pertikaian sejumlah pengurusnya kemudian membuat klub itu 'cerai' dari Voetbalbond Batavia en Omstraken yang didukung pemerintah Hindia Belanda dan berganti nama jadi Voetbal Indonesische Jacatra (VIJ) pada 30 Juni 1929. VIJ didirikan dua tokoh sepakbola yaitu Soeri dan A. Alie Subrata.
2. Ganti Nama Menjadi Persija
VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI). VIJ kemudian berganti nama menjadi Persija usai Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan. Persija bermarkas di Petojo, Jakarta Pusat.
Pada saat itu, Nederlandsch Indisch Voetbal Unie (NIVU) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, Voetbalbond Batavia en Omstreken (VBO) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.
Seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau bubar. Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri dan bergabung dengan Persija.
3. Lapangan Baru dari Soekarno
Presiden Sukarno menghadiahi Persija lapangan baru di Jalan Medan Merdeka Timur yakni Stadion Ikada. Sukarno pun berpidato pada Milad ke-30 Persija pada 28 November 1958 dan meminta pemain Persija semangat bermain.
Sukarno merelokasi kandang Persija akibat pembangunan Monas. Markas Persija pindah ke Stadion Viosveld yang kemudian ganti nama menjadi Stadion Menteng, di Jalan HOS Tjokroaminoto.
4. Sekarang di GBK
Kemudian Persija pindah ke Stadion Lebak Bulus akibat muncul rencana pengalihfungsian Stadion Menteng menjadi taman. Namun, Stadion Lebak Bulus dijadikan Depo Mass Rapid Transit (MRT). Kini Stadion Gelora Bung Karno menjadi kandang sementara Persija.
Tapi, Persija tak benar0benar berkandang di GBK musim ini. Mereka pindah ke Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi setelah putaran kedua karena GBK digunakan untuk Asian Games 2018.
Persija juga sempat menjadi tim musafir dengan di antaranya menggunakan Stadion Sultan Agung, Stadion Wibawa Mukti, dan Stadion PTIK sebagai markas musim ini.
5. Jersey
Merah menjadi warna yang sangat Persija. Warna itu dipalikasikan pada jersey Persija sejak awal. Tapi, warna jersey ini berubah pada 1997 semasa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Pembina Persija, Bang Yos, panggilan akrab Sutiyoso, mengganti warna jersey jadi oranye kemerahan.
Kini, jersey Persija kembali berwarna merah. Untuk menjalani laga away, Persija mengenakan kostum putih dan menyiapkan jersey oranye sebagai jersey ketiga.
6. Suporter fanatik Jakmania
The Jakmania alias The Jak dibentuk oleh Manajer Persija Diza Rasyid Ali pada 19 Desember 1997. Markas dan sekretariatnya di Stadion Menteng.
7. Prestasi
Persija menjadi juara di Liga Indonesia pada 2001. Sejak itu, Macan Kemayoran terus berupaya untuk mengulang sukses tersebut.
Di ajang domestik, Persija menjadi juara Piala Presiden 2018.
Selain itu, Persija memiliki prestasi di ajang internasional; juara Ho Chi Minh City Cup 1973, Brunei Invitation Cup 2000 dan 2001, dan terakhir BoostSportFix Super Cup di Malaysia 2018.