PSSI menjadi sorotan atas kasus match fixing yang melibatkan Anggota Komite Eksekutif (Exco), Johar Lin Eng, dan Komisi Disipli, Dwi Irianto alias Mbah Putih.
Di tengah isu tersebut, PSSI bakal menggelar Kongres Tahunan di Hotel Sofitel, Nusa Dua Beach Resort, Bali, Minggu (20/1/2019). Agenda ini bakal mengevaluasi kerja PSSI sepanjang 2018 dan merancang agenda di 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut perwakilan Asprov PSSI Sulawesi Tenggara, Sabarudin Labamba, masalah match fixing harus juga dibahas.
"Match fixing salah satu hal yang menarik, tentu harus dibahas dengan tuntas dan ini harus menjadi komitmen kepengurusan PSSI untuk memberantas," kata Sabarudin saat ditemui di area registrasi kongres, Sabtu (19/1/2019) malam WITA.
Sabarudin adalah salah satu perwakilan Asprov PSSI, yang datang dalam diskusi Komite Perubahan Sepakbola Nasional (KPSN) pada Rabu (9/1/), di Jakarta.
Dalam diskusi yang melibatkan sekitar sembilan Asprov dan petinggi klub Liga 3, disepakati dua poin aspirasi yang bakal disampaikan dalam kongres, yakni pemberhentian dua pengurus PSSI yang bermasalah dengan cara tidak hormat dalam mekanisme kongres dan mendorong Satgas Anti Mafia Bola untuk terus mengusut praktik match fixing.
"Itukan namanya aspirasi sepakbola dan patut didengarkan," tambah Sabarudin saat ditanya apakah dua poin itu akan disampaikan atau tidak.