Dalam acara Mata Najwa yang tayang di Trans7 pada 19 Desember, Vigit disebut sebagai dalang pengaturan skor di Liga 2 oleh mantan runner Bambang Suryo. Hadir dalam acara itu pula, Andi (ADT). Nah, ADT, masih dalam acara tersebut, malah dijuluki sebagai Godfather Mafia Sepakbola Indonesia. ADT relaks merespons julukan itu.
Vigit diperiksa oleh Satgas Anti Mafia Bola di Mapolda Jatim, Kamis (24/1) dalam kasus dugaan pengaturan skor. Vigit menjadi tersangka lewat penelusuran kepolisian.
Usai diperiksa, Vigit diperkenankan menemui wartawan. Dalam agenda itu, muncul pertanyaan soal perkenalan ADT dengan Vigit.
Vigit bilang dia pernah dimintai tolong ADT. Bantuan itu dilakukan pada musim lalu, tepat saat Kalteng Putra hendak menghadapi Semen Padang di delapan besar babak Grup A. Saat itu, ADT meminta tolong Vigit agar memenangkan tim Kalteng Putra.
"Memang betul sekali, itu tidak bohong dia. (Andi Darussalam) minta tolong ke saya untuk bantu memenangkan pertandingan Kalteng," kata Vigit usai pemeriksaan di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Kamis (24/1/2019).
Vigit mengisahkan, meski dia telah membantu pemenangan Kalteng Putra, namun tim tersebut tetap kalah 1-3 dari Semen Padang. Kendati kalah, Kalteng Putra mendampingi Semen Padang ke babak semifinal. Sebab, pada pertandingan lain, PS Mojokerto Putra dikalahkan Aceh United 2-3. di laga antara PS Mojokerto Putra dan Aceh United itu muncul penalti aneh yang dilakukan pemain PSMP, Krisna Adi.
Dari hasil laga itu, statistik menunjukkan Semen Padang dan Kalteng Putra sama-sama mengoleksi 10 poin, hasil dari tiga kemenangan, satu kali bermain imbang, dan dua kali kalah. Semen Padang lolos sebagai pemuncak klasemen akhir babak delapan besar Grup A itu.
Dengan lolso ke babak semifinal, langkah tim-tim itu makin dekat menuju promosi Liga 1 2019. Ada tiga slot yang diperebutkan ke Liga 1. Yakni, untuk juara dan runner-up. serta peringkat ketiga Liga 2.
![]() |
Vigit menyebut laga itu bukan hanya untuk meloloskan Kalteng Putra. Dia juga bilang perangkat wasit turut membantu Semen Padang. Yakn, dengan lokasi pertandingan yang dilaksanakan di Sumatera, dengan wasit asal Sumatera. Bagi Vigit, tak heran jika tim asal Sumatera yang menjadi pemenangnya.
"Akhirnya, kalah juga karena pertandingan saat itu wasitnya semua dari Sumatera. Pertandingan bermain juga di Sumatera, yaitu Semen Padang dan mainnya juga di Padang," ujar Vigit yang juga pengelola PSMP itu.
Di akhir Liga 2, Semen Padang promosi ke Liga 1 2019 sebagai runner-up, sedangkan Kalteng Putra di peringkat ketiga. Semen padang dikalahkan PSS Sleman di partai final. Sementara itu, Kalteng Putra menang atas Persita Tangerang.
(fem/fem)