Sriwijaya FC menunggak gaji para pemainnya. Laskar Wong Kito tak bisa membayar gaji pemain karena kas kosong. Mereka mengharapkan PT LIB segera melunasi utang sebesar sekitar Rp 4,5 miliar.
Direktur Utama sementara PT LIB, Dirk Soplanit, mengetahui permintaan tersebut. Dia belum memiliki solusinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan saya direksinya kan cuma saya sendiri, satu-satunya direktur, kalau yang lalu ada empat orang bisa cepat. Tapi, bukan berarti menjadi alasan saya tak menyelesaikan. Yang penting tahap demi tahap. Bagian-bagian masa lalu cukup banyak yang harus diselesaikan, begitu dengan teman-teman yang ada, yang tahu persis nanti, nanti kita bicarakan gimana, sepanjang memungkinkan bisa diselsaikan kenapa tidak?" ujar dia.
"Semua dalam pembicaraan. Ini kan masalah menyangkut masalah keuangan. Bagaimana penyelesaian, apakah memungkinkan LIB yang harus membayar kepada pemain, apakah memang harus begitu atau tidak, karena memang saya pernah membicarakan masalahnya, tetapi langkah yang paling kita lakukan bagaimana kami bicarakan dulu. Karena ini ada terkait dengan PSSI nantinya karena persoalan ini sampai ke federasi," ujar dia.
"Yang jelas sepanjang itu akan mempengaruhi kondisi kompetisi bagi Liga 1, terutama Liga 2 untuk Sriwijaya, kami harus menyelesaikan sesuai ada target-target penyelesaian yang bisa dibiarkan. Karena ini masa lalu yang harus dipelajari dengan baik, jangan sampai saya mengambil langkah yang keliru juga. Jadi, harus hati-hati ambil langkah. Karena, saya tak tahu persis masalahnya walau saya sudah membaca dan membahas dari teman-teman tahu persisi," dia menambahkan.
Dirk bahkan tak bisa memastikan utangg-utang itu tertutup saat kickoff Liga 1 2019, yakni pada 8 Mei. Dia berharap Sriwijaya bisa memahaminya.
"Sepanjang keuangan LIB sudah memungkinkan dan berbagai permasalahan bisa menganalisis dengan baik. Dan langkah terbaik dari pihak terbaik bisa diterima kami selesaikan," katanya.
(mcy/fem)