PSSI didirikan oleh Soeratin Sosrosoegondo pada 19 April 1930 atau 15 tahun sebelum Indonesia merdeka. PSSI ada sebagai alat menentang penjajahan Belanda untuk menggenjot nasionalisme anak muda, berdasarkan butir-butir Sumpah Pemuda yang disepakati pada 28 Oktober 1928.
PSSI semakin dikenal oleh masyarakat. Bond-bond anggota PSSI seperti Persib Bandung, Persis Solo, VIJ Jakarta, PSIM Yogyakarta dan lainnya, semakin menyatu dengan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di sepakbola kita bisa mengalahkan Belanda, kelak di lapangan politik pun kita bisa mengalahkan Belanda," kata Ir. Soeratin.
Singkat cerita, setelah tahun 1950 dengan diakuinya Indonesia oleh PBB, maka FIFA, tahun 1952 mengakui PSSI sebagai induk organisasi sepakbola di Indonesia yang sah.
Waktu terus berjalan, sepakbola Indonesia tak bisa bicara banyak di level internasional. Pencapaian terbaik sepakbola Indonesia cuma medali emas SEA Games pada 1987 dan 1991.
Selepas itu prestasi terus menjauh, namun kontroversi tak pernah lepas dari PSSI. Beberapa hal memalukan terjadi saat Ketua Umum PSSI Nurdin Hali memimpin dari balik jeruji karena kasus gula import ilegal.
Masalah lainnya terjadi saat terjadi dualisme kepengurusan antara PSSI dan KPSI pada 2012. Roda kompetisi juga terpecah antara IPL dan ISL.
Masalah-masalah lain terus mengantre masuk, yakni saat kepengurusan La Nyalla Mattaliti, PSSI dibekukan FIFA. La Nyalla kemudian digusur dari posisi ketua umum pada 2016, setelah dia menjadi tersangka kasus pencucian uang dalam pengelolaan dana hibah yang diterima Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur tahun 2011 sampai 2014.
Kursi kepengurusan pun jatuh ke tangan Edy Rahmayadi, yang terpilih berdasarkan hasil kongres. Isu match fixing merebak di era ini. Anggota Exco Johar Lin Eng dan Hidayat, Anggota Komdis Dwi Irianto, sampai personel di perwasitan ditangkap tim Satgas Anti Mafia Bola.
Edy akhirnya meletakkan jabatan pada Januari 2019 setelah merasa dikhianati oleh orang-orang di sekitar PSSI, yang pada saat itu Edy juga merangkap sebagai Gubernur Sumatra Barat.
![]() |
Joko Driyono otomatis mengambil alih posisi Edy sebagai pelaksana tugas. Hal ini juga tak bertahan lama setelah Joko ditahan Satgas akibat kasus perusakan dan penghilangan barang bukti terkait match fixing.
Tugas sebagai ketum jatuh ke tangan Iwan Budianto, meski ada juga yang menyebut Gusti Randa sebagai penerus berdasarkan surat rekomendasi yang ditandatangani Joko.
Masalah tidak kunjung berhenti setelah Joko masuk penjara. PSSI dijerat utang dengan nominal mencapai miliaran rupiah. Itu masih ditambah dengan angka yang ditunggak oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Utang-utang PSSI muncul ke ruang publik setelah finalis Liga 3, Persik Kediri dan PSCS Cilacap, menuntut hak mereka. Final itu dilaksanakan pada 30 Desember 2018. Juga, batalnya pengiriman Timnas U-15 putri ke Piala AFF 2019 karena tak ada uang.
Kemudian muncul kabar PSSI berutang kepada NineSport senilai Rp 2,1 miliar. Uang itu untuk membiayai Timnas U-19 menuju Piala AFF 2014 di Vietnam.
"Sampai saat ini belum dibayarkan utangnya.Tercatatnya, 150 ribu USD sih. Sudah mencoba menagih tapi belum ada kepastian," CEO Ninesport, Arif Wicaksono.
Belakangan, Anggota Exco PSSI, Gusti, menyebut PSSI juga memiliki utang dari Hamba Allah senilai Rp 4,5 miliar.
"Talangan itu bahasa kerennya, bahasa resminya kami berutang gitu. Jumlah utangnya sekitar itu (Rp 4,5 miliar)," kata Gusti kepada pewarta.
Di usia yang sudah 89 tahun ini, PSSI kok malah makin ruwet?
(ran/mrp)