Seperti diketahui, sebanyak 200 anak dari 16 tim saat ini sedang bersaing memperebutkan tiket juara final nasional festival sepakbola U-12. Mereka berlaga di Stadion Brodjonegoro Soemantri, Kuningan, 27-28 Juli.
Mereka merupakan tim-tim yang sebelumnya sudah bersaing dengan lebih dari 70 ribu anak dari sekitar 5 ribu tim dari seluruh Indonesia di level regional pada Maret lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya pemenang tim ini, melainkan tim pemenang tahun lalu, yakni Asiop Jakarta. "Kenapa tahun lalu tidak ada yang dikirim karena tahun ini sangat spesial untuk para peserta. Sebab, global final DNC akan bertepatan dengan perayaan 100 tahun Danone. Maka untuk merayakan momen itu, kami mengirim dua tim langsung yang mewakili Indonesia," ujar Marketing Manager Danone-AQUA, Jeffri Ricardo, dalam jumpa persnya, Sabtu (27/7/2019).
Final dunia Danone akan berlangsung 6-11 Oktober, di salah satu stadion di Barcelona, Spanyol. Dua tim Indonesia akan berkompetisi menghadapi 32 tim negara untuk memperebutkan gelar juara.
Dua tim ini nantinya terdiri dari 12 pemain dengan satu pelatih untuk masing-masing tim. Mereka juga akan didampingi asisten pelatih, juga pelatih Indra Sjafri yang akan memandu selama berada di negeri Matador tersebut.
" Jadi keberangkatan ke Barcelona mulai 6 sampai 11 Oktober, jadi akan bertanding di stadion Barcelona. Selama di sana akan ada sedikit pengalaman untuk mereka seperti city tour, segala macam, sampai akhirnya mereka akan bertanding di babak penyisihan melawan 32 negara lain, dan final 10 Oktober. Sebelum kemudian mereka kembali ke Indonesia," sambung Jeffri.
Pemusatan Latihan akhir September
Agar para pemain punya bekal dan tak sekadar numpang lewat, DNC juga memberikan pemusatan latihan kepada para pemain. Rencananya, training camp akan berlangsung akhir September.
"Antara di Batu, Malang, atau Bandung. Kami belum tetapkan tapi sekitar dua sampai tiga pekan sebelum keberangkatan. Nanti akan dikepalai oleh Indra Sjafri," kata Jeffri.
Selama TC, mereka tidak hanya dibekali pematangan skill tapi juga mental. "Karena mereka kan ke luar negeri, bertemu orang baru, bahasa asing, makanan asing, jadi ketika ke sana mereka bisa compete dengan bagus," ujar dia.
Dia pun berharap kompetisi ini tidak hanya menciptakan pesepakbola Indonesia baik di level Indonesia maupun dunia. Lebih dari itu, dapat menjangkau anak-anak Indonesia untuk memberikan edukasi hidup sehat.
"Salah satunya dengan memastikan mereka mempunya hidrasi yang cukup. Itu sih yang menjadi target atau ambisi kami paling penting ke depannya," tutupnya.
(mcy/mrp)