Liga Sepakbola Berbagai Kasta Itu Menjual, Harusnya PSSI Tak Terlilit Utang

Liga Sepakbola Berbagai Kasta Itu Menjual, Harusnya PSSI Tak Terlilit Utang

Mercy Raya - Sepakbola
Selasa, 29 Okt 2019 10:30 WIB
Aven S Hinelo, calon ketum PSSI (Agung Pambudhy/detikSport)
Jakarta - Aven S. Hinelo memiliki solusi agar PSSI sehat finansial. Apa cara yang ditawarkannya?

PSSI memiliki utang cukup besar. Salah satunya, kepada La Nyalla M. Mattalitti senilai Rp 7,5 miliar.

Selain itu, PSSI gagal mempertahankan Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia karena tak memiliki cukup uang. Bahkan, Milla meninggalkan Indonesia setelah gajinya ditunggak selama tiga bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aven bilang sungguh aneh jika PSSI tak memiliki cukup uang untuk membiayai kebutuhan mereka. Sebab, Liga 1 merupakan produk yang menjual. begitu pula liga-liga di bawahnya yang tersebar di seluruh provinsi di Tanah Air.




Dia bilang satu-satunya cara agar PSSI tak dililit utang adalah dengan merangkul pemerintah dan menjual kompetisi kepada sponsor. Dia menilai PSSI kesulitan dana karena tak mau membuka diri, utamanya kepada pemerintah.

"Indonesia ini negara besar, kompetisi kita ditonton oleh orang besar. Banyak orang. Ini kan sangat laku untuk kita jual," kata Aven dalam perbincangan dengan detikSport, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

"Jadi sponsor ini kita manfaatkan. Kita punya tiga kasta kompetisi. Yang dijual oleh PSSI baru satu, Liga 1. Jadi Liga 2 dan Liga 3 menjadi beban. Mungkin ke depan kita ubah, tiga-tiganya dibuat operatornya (beda-beda) dan saya punya keyakinan laku. Karena Indonesia ini market-nya besar untuk promosi. Penduduknya juga banyak. Nah, kita juga harus rangkul pemerintah. Sampai saat ini PSSI terkesan menjauh dari pemerintah," dia menjelaskan.

Di sisi lain, Aven juga bilang Sumber Daya Manusia (SDM) organisasi PSSI juga harus dibenahi. Menurutnya, salah satu faktor sepakbola diganggu mafia bola karena SDM itu sendiri.

"Jujur organisasi sekarang sudah benar, sistem sudah ada, cuma SDM yang menjalankan kadang masih ke kiri ke kanan. Dengan demikian itu terbawa ke klub, efeknya pasti ke klub. Klubnya tidak sehat sehingga gampang direcoki segala macam," ujar pria asal Gorontalo itu.

"Kalau ke depan kita dapat sponsor dan bagi ke klub yang proporsional, yang jelas, ada keterbukaan. Ini selama ini kita sebagai anggota tidak tahu berapa uang yang dipunya PSSI. Kontrak dengan Shoopee berapa, subsidi FIFA, AFC, berapa? Ini kami tidak tahu. Hanya begitu kongres, atau kompetisi, ini kita mengutang lagi. Subsidi ke klub tidak lunas, dan lain sebagainya. Jadi perlu ada keterbukaan," Aven mengimbau.

"Saya yakin ketika kita terbuka dengan anggota pasti anggota akan support kita dan sponsor pasti mau. Sebab, manajemen kita terbuka. Siapa saja bisa melihat kondisi keuangan PSSI," ujarnya.




(mcy/fem)

Hide Ads