Jakarta -
Eks pemain Liga Inggris, Michael Chopra, menjadi salah satu penonton Persija Jakarta kontra Borneo FC. Dia penasaran dengan Macan Kemayoran dan atmosfer sepakbola nasional.
Michael Chopra hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (1/3/2020). Hal itu diketahui dari postingannya di Twitter, @MichaelChopra. Dia mengaku terkesan dengan dukungan suporter Persija, The Jakmania.
Catatan Soccerway, Persija vs Borneo FC disaksikan 50.826 penonton. Kondisi itu cukup memberikan kesan bahwa SUGBK penuh meski kapasitasnya sekitar 75 ribu penonton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Michael Chopra adalah eks pemain Newcastle United (2002-2006) dan Sunderland (2007-2009). Kompetisi Championship (kasta kedua di Inggris) juga pernah dilaluinya bersama Cardiff City, Ipwich Town, dan Blackpool.
Kompetisi India Super League (ISL) juga sempat dijajalnya dengan memperkuat Kerala Blasters pada 2014. Kemudian dia hijrah ke kompetisi Championship Skotlandia bersama Alloa Athletic (2014-2016).
Setelah dua musim di Skotlandia, dia kembali ke Kerala Blasters pada 2016 sekaligus mengakhiri kariernya di sana. Pria asal Newcastle upon Tyne itu pensiun di India, tanah kelahiran ayahnya.
Soal kehadirannya di laga kandang Persija, Michael Chopra memberikan penjelasan. Istrinya ternyata merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) asal Makassar.
Mereka tinggal bersama di Amsterdam, Belanda. Namun beberapa kali menyempatkan datang ke Indonesia.
Selain itu, ada rencana pula membantu sepak bola Indonesia. Dengan cara membagikan pengalamannya sebagai eks pemain Liga Inggris.
Profesi sebagai agen pemain juga sedang dirintisnya. Ada keinginan darinya untuk mendatangkan pemain-pemain Inggris ke Indonesia.
Simak wawancara detikcom dengan Michael Chopra berikut ini
Bagaimana ceritanya anda bisa menyaksikan Persija Vs Borneo?
Saya tinggal di Amsterdam dengan istri saya. Dan istri saya adalah orang Indonesia dari Makassar. Istri saya bolak-balik dari Belanda ke Indonesia. Ini adalah kali kedua saya ke Indonesia. Pertama ke sini pada November tahun lalu dan menghabiskan waktu selama satu bulan. Pada Januari saya dan istri memutuskan ke Indonesia lagi untuk melakukan sesuatu di sepakbola.
Andhika Suksmana (Direktur Marketing dan Bisnis Persija) memberikan saya tiket. Saya bicara ke Dhika, dia bilang stadion bakal penuh karena ini laga pekan pertama. Ketika saya datang, setengah tribune (SUGBK) masing kosong. Saya kemudian berpikir, apakah benar ini akan penuh? Kemudian fans mulai berdatangan. Saat pertandingan, saya bisa mendengar suara Jakmania. Saya berpikir, 'saya ingin masuk ke lapangan. Saya ingin bermain juga'.
Ketika ada fans seperti itu sebagai pemain ke-12, itu sangat mengangkat moral. Dukungan mereka sangat hebat. Mereka bekerja sepanjang pekan untuk bisa membeli tiket pertandingan sepak bola. Mereka bekerja dari pagi dan kemudian membeli tiket pertandingan. Jadi kamu harus apresiasi apa yang fans lakukan. Fans memberi applause, itu sesuatu yang fantastis. Saya pun kini mengapresiasi lebih sepak bola Indonesia karena hal ini.
Kalian punya banyak fans yang berdedikasi ke klub sepak bola kesayangannya. Ini mengingatkan saya ke fans Newcastle. Mereka salah satu yang terbaik di Inggris. Mereka selalu bernyanyi, tak peduli itu laga kandang atau tandang. Jakmania mengingatkan saya itu. mereka sangat berhasrat tinggi terhadap sepak bola.
Foto: Getty Images/Stu Forster |
Sebelum menonton Persija, sudah tahu tentang suporter Indonesia?
Saya belum pernah tahu sebelumnya. Carlton Cole (eks West Ham United dan Persib Bandung) teman baik saya. Tapi dia tak pernah cerita tentang fans di sini. Saya baru melihat pekan lalu. Dan saya bertekad, 'saya ingin kembali, saya ingin kembali'.
Saya juga tahu bukan cuma suporter Persija yang gila. Saya tahu ini terjadi dimana-mana. Ketika saya kembali dari stadion. Saya juga menyaksikan laga Bali United (Vs Persita Tangerang) di televisi. Saya melihat fans juga gila. Ini bagus buat sepak bola Indonesia.
Apa rencana anda di Indonesia?
Saya ingin bekerja dengan Steven Gerrard atau pemain-pemain Inggris lainnya buat sepakbola Indonesia. Saya pikir ini bagus. Apalagi mereka belum pernah ke Indonesia, kan.
Steven Gerrard pernah datang ke sini ketika Liverpool tour sebelum musim 2013/14.
Oh sudah pernah, ya. Liverpool bermain melawan siapa?
Indonesia All-star. Lalu, maksudnya anda ingin menggelar coaching clinic bersama Steven Gerrard dan eks pemain-pemain lain?
Ya bisa saja semacam coaching clinic. Saya ingin bekerja dengan Bryan Robson atau juga Roy Keane. Mereka orang-orang top. Saya punya pengetahuan dan itu harus diberikan kepada pemain lain (di Indonesia).
Tadi anda bilang ingin bermain lagi, di Indonesia?
Ketika menonton Persija, saya merasa ingin bermain lagi. Tapi saya sudah lama tak bermain. Ketika saya fit, rasanya bisa bermain di sini. Ada beberapa hal tak hilang ketika seorang pemain bertambah tua. Yakni sentuhan, taktikal, pengetahuannya. Meski begitu, saya butuh 2-3 bulan untuk mengembalikan kebugaran. Saya percaya bisa bermain di sini jika fit.
Mungkin ada rencana untuk ikut latihan dengan klub Indonesia untuk mengembalikan dan menjaga kebugaran?
Sejauh ini belum bicara kepada siapapun. Tapi kamu tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Dua bulan itu waktu yang cukup.
Jadi anda mau bikin akademi atau seperti apa?
Saya ingin membantu sepak bola Indonesia dengan cara apapun. Ada hal yang perlu diperbaiki untuk sepak bola Indonesia.
Saya punya pengetahuan sepak bola Inggris. Liga Inggris adalah panggung sepak bola terbesar di dunia. Jadi mungkin saya bisa membantu sepak bola Indonesia dengan pengetahuan saya. Ada banyak orang Indonesia yang ingin Indonesia punya rangking FIFA yang tinggi. Itu harus dibarengi dengan perbaikan infrastruktur dan pembenahan grassroot.
Foto: Getty Images/Stu Forster |
Dan jika kamu membenahi grassroot, Timnas bisa menjadi lebih baik. Liga juga bisa lebih berkembang. Jadi Liga Indonesia bisa dikenal lebih banyak orang. Dan juga bisa menciptakan banyak bintang. Ada banyak anak-anak Indonesia bisa main di Eropa.
Ada rencana mendatangkan pemain Inggris ke sini?
Ada banyak tim mencari pemain dari Inggris. Tentu ada perbedaan gaya bermain. Liga Inggris terbaik di dunia. Kalian melihat Timnas Inggris, mereka fantastis. Di sini banyak pelatih dari Brasil dan Spanyol. Situasi ini mirip seperti saat saya masih bermain di India. Jadi sepak bola di sini sangat berbeda dibanding Inggris.
Semoga saya bisa membawa pemain dari Inggris ke sini. Saya sudah bicara kepada beberapa pemain. Ketika mereka melihat video saya, mereka terkesan. Banyak orang di Inggris tak pernah berpikir fans di Indonesia seperti ini.
Kami tak pernah mendengar tentang sepakbola Indonesia. Semoga bisa ada pemain yang datang. Bukan hanya pemain dari Liga Inggris, level pemain dari Championship juga sangat tinggi. Kedatangan mereka bakal berdampak bagus.
Tentang gaji rendah yang saya tahu. Di Inggris kamu dapat uang lebih banyak. Jadi kalau mereka ke sini, dapat uang lebih sedikit. Tapi yang paling penting kamu datang untuk main sepakbola. Kamu datang ke negara dan budaya baru. Jadi tidak selalu tentang uang.
Aksen anda kok tidak seperti orang geordie?
Saya lama di Cardiff, 3-4 tahun. Saya memang di Newcastle ketika masih muda. Setelah mencapai usia 21 tahun, saya keluar dari Newcastle. Jadi aksen geordie saya sudah hilang. Hahaha