Uston Nawawi tentang Ligina 1997/1998, Sebut Liverpool Musim Ini

Uston Nawawi tentang Ligina 1997/1998, Sebut Liverpool Musim Ini

Muhammad Robbani - Sepakbola
Rabu, 08 Apr 2020 19:14 WIB
Uston Nawawi
Uston Nawawi meninggung-nyinggung Liverpool saat menceritakan penghentian Liga Indonesia 1997/1998. (Foto: dok.Instagram @ustonnawawi9)
Jakarta -

Legenda Persebaya Surabaya Uston Nawawi menyebut Liverpool saat bicara penghentian Liga Indonesia 1997/98. Kedua klub disebutnya bernasib sama.

Persebaya bisa dibilang jadi klub yang paling dirugikan dari dihentikannya Ligina IV. Saat itu Bajul Ijo sedang memimpin klasemen Grup Barat.

Peluang untuk menjadi juara pun terbuka lebar meski masih ada babak selanjutnya yang harus dilalui. Meski begitu, nasib Persebaya disebut Uston tak semalang Liverpool di Liga Inggris 2019/20.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana tidak, The Reds hanya butuh dua kemenangan lagi untuk menjuarai Liga Inggris pertamanya. Namun kompetisi ditunda dan terancam dibatalkan akibat virus corona.

Padahal Kopites sudah menunggu gelar ini selama 30 tahun. Segala gelar yang tersedia sudah mereka dapatkan, kecuali Liga Inggris sejak pertama kali digulirkan pada 1992.

ADVERTISEMENT

"Ya mau bagaimana lagi kondisinya seperti itu jadi nggak ada masalah," kata Uston Nawawi kepada detikSport soal kegagalan Persebaya juara imbas dihentikannya Ligina IV.

"Kalau di Eropa kan seperti Liverpool. Tapi itu lah, lebih kasihan Liverpool. Sudah mau juara padahal," ujarnya menambahkan.

Sebenarnya masih ada kandidat kuat selain Persebaya musim itu. Misalnya Pelita Jakarta yang punya sosok striker haus gol dalam diri Kurniawan Dwi Yulianto.

Si Kurus, julukan Kurniawan, saat itu tengah menjadi top scorer sementara dengan torehan 20 gol berdasarkan catatan rsssf. Pelita juga bercoko di peringkat kedua klasemen Grup Tengah.

Meski begitu, Uston percaya diri musim itu Persebaya bisa juara. Buktinya tim kebanggaan bonek itu masih jadi kandidat kuat pada musim berikutnya.

Mereka melaju ke final dan menghadapi PSIS Semarang. Tapi mereka kalah pada partai pamungkas gara-gara gol semata wayang Tugiyo di Stadion Klabat, Manado, 9 April 1999.

"Iya Pelita bagus juga tapi saya lupa apa mereka masih ada Roger Milla atau tidak tahun itu. Iya mereka bisa dibilang pesaing kami," tutur salah satu staf pelatih Persebaya pimpinan Aji Santoso itu.

"Tetapi setelah musim itu kami masih stabil. Karena 1999 masuk final meski gagal juara," ucapnya.




(cas/aff)

Hide Ads