Legenda hidup Persija Jakarta, Nuralim, ternyata pernah menolak pinangan raksasa Jepang, Kashima Antlers. Itu terjadi pada tahun 2001.
Kashima dan Persija pernah berjumpa pada babak pertama Piala Champions Asia (kini Liga Champions Asia) musim 2001/02. Pertandingan digelar di Stadion Kashima, Soccer, Prefektur Ibaraki, Jepang, Rabu (24/10/2001).
Persija memang kalah telak 1-4 dari Kashima, namun permainan Nuralim mendapat perhatian dari pihak lawan. Pelatih Kashima, Toninho Cerezo, mencoba mengangkut Kapten Jabrik-julukan Nuralim, ke Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kashima mengajak pemain berposisi bek tengah itu untuk trial selama tiga bulan. Meski tak langsung dikontrak, tawaran dari Kashima itu membuatnya bangga.
Namun, Nuralim juga bimbang karena Liga Indonesia sedang rehat seusai berakhirnya musim 2001. Ada resiko ia bakal menganggur andai tak mendapatkan kontrak dari Kashima setelah selesai menjalani trial.
Pada akhirnya ia membuang kesempatan untuk trial bersama klub yang kini tercatat sebagai yang paling sukses di Jepang itu. Nuralim lebih memilih kepastian kariernya saat itu.
"Saya sempat mau diambil (Kashima) selama tiga bulan. Tapi saya pikir baik-baik, kalau nggak dikontrak permanen saya nggak mau," kata Nuralim, dikutip dari wawancara khusus Persija.
"Waktu itu Sekjen PSSI pak Tri Tri Goestoro memberitahu kalau saya mau dicoba Kashima, sedangkan kompetisi di Indonesia sudah mau bergulir," ujarnya menambahkan.
"Kalau seandainya tiga bulan trial tapi nggak kepilih kan berarti saya nganggur pulang ke Indonesia. Dulu pelatih mereka asal Brasil terkesima, tapi saya tak mau dan tetap di Persija," katanya lagi.
Macan Kemayoran saat itu mewakili Indonesia di pentas Asia setelah menjadi juara Liga Indonesia 2001. Sayang kiprah Persija di Piala Champions Asia hanya berumur satu laga.
Tim asuhan Sofyan Hadi langsung tersingkir setelah dikalahkan Kashima dengan skor 1-4. Satu-satunya gol Persija saat itu dicetak oleh Budi Sudarsono.
Seharusnya pertandingan ini digelar dua leg sebagaimana tim-tim lainnya. Kashima menolak bermain di Jakarta dan sukses berdiplomasi dengan Persija untuk menggelar pertandingan satu leg saja.
Alasannya, mereka khawatir dengan situasi politik yang tengah memanas di Indonesia. Mereka pun menjanjikan menanggung semua akomodasi Persija untuk berangkat ke Jepang.
Dikutip dari Tabloid Bola edisi 23 Oktober 2001, sikap Persija dikecam setelah mau melepas pertandingan kandang melawan Kashima. Persija pun dinilai tak punya motivasi kala bertandang ke markas Kashima dengan fakta hanya akan bermain satu laga.
"Seharusnya Persija lawan Kashima di Senayan (Stadion Gelora Utama Gelora Bung Karno) juga. Tapi karena kejadian krisis moneter atau apa, pihak Jepang nggak mau, kami dibiayai di sana hampir satu bulan," kenang Nuralim.
(cas/adp)