Borneo FC adalah salah satu dari enam klub yang ingin Liga 1 dilanjutkan selain Persiraja Banda Aceh, Arema FC, Persib Bandung, Bali United, dan Tira Persikabo. Klub lainnya meminta kompetisi ganti format atau diganti turnamen, disetop, dan abstain.
Presiden Borneo, Nabil Husein, menilai bahwa permintaan kenaikan dana subsidi adalah hal yang wajar. Ia menilai klub bakal minim pemasukan karena kompetisi kemungkinan besar digelar tanpa penonton.
Adapun nilai subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) kepada klub Liga 1 adalah Rp 5,2 miliar, khusus Persiraja dan Persipura Jayapura Rp 5,7 miliar. Dana itu dicairkan sebanyak 10 kali atau sesuai kalender kompetisi.
"Kami ingin subsidi bisa ditambah, mengingat kami kan akan berkompetisi tanpa kehadiran penonton," kata Nabil Husein kepada wartawan.
"Sehingga harus ada pembicaraan mengenai rating dan sharing televisi itu. Mengenai kontrak (pemain, pelatih, staf) juga harus direvisi, dan dicari jalan terbaik bersama," ujarnya menambahkan.
Borneo sebenarnya ingin berupaya mencari sponsor tambahan sebagai jalan keluar masalah finansial klub. Namun Nabil Husein pesimistis ada sponsor yang berminat menjalin kerjasama lagi.
Di sisi lain, klub tetap diwajibkan menggaji pemain meski belum ada kejelasan nasib kompetisi. PSSI sempat membantu klub lewat keputusannya yang mengizinkan klub bisa membayar nilai kontrak pemain sebesar maksimal 25 persen saja.
"Saat ini kondisinya sudah sangat berat menjalankan klub tanpa adanya pemasukan sama sekali. Sponsor pun setop," tutur Nabil.
"Ada atau tidak ada liga kami kan pasti akan tetap membayar kontrak. Dan semua kan bisa mengadu ke FIFA," ucapnya.
(aff/cas)