Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menggelar rapat dengan PSSI, Selasa (26/5/2020). Mereka memperjuangkan kontrak pemain sesuai guidelines FIFA.
PSSI menjadi sorotan soal revisi besaran kontrak pemain Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020 saat menetapkan status force majeure kompetisi akibat pandemi virus corona. Asosiasi Pesepakbola Dunia (FIFPro) belum lama ini melancarkan kritik dengan menyebut PSSI mengambil keputusan secara sepihak.
Ketum PSSI, Mochamad Iriawan, kemudian buka suara dan dan hal itu tak perlu dipermasalahkan. Ia menyebut corona telah merugikan banyak hal, termasuk industri sepakbola Indonesia.
APPI masih berupaya untuk menyelesaikan masalah ini sesuai dengan guidelines atau petunjuk dari FIFA terkait corona yang diterbitkan pada 7 April lalu. Yakni soal masa kontrak, ketenagakerjaan, hingga jendela transfer.
"Masih akan ada rapat-rapat selanjutnya, sesuai dengan guidelines FIFA tentang adanya negosiasi antara klub dengan pemain," kata Wakil Presiden APPI, Andritani Ardhiyasa, dalam rilis APPI.
"Mungkin akan sedikit rumit dalam pembahasan. Tetapi dengan semangat yang sama demi keberlangsungan kompetisi, kami optimis bisa menghasilkan solusi terbaik bagi semua pihak," ujarnya menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pertemuan APPI dan PSSI juga membahas kemungkinan-kemungkinan soal melanjutkan kompetisi. APPI pun mengapresiasi PSSI yang telah melibatkan mereka dalam diskusi itu.
Ini adalah kali pertama PSSI berkolaborasi dengan APPI di tengah pandemi virus corona. Sebelum rapat dengan APPI, PSSI juga lebih dulu menggelar rapat dengan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI).
"Kami menyampaikan apresiasi kepada PSSI karena untuk kali ini dilibatkan dalam pembahasan sebagai perwakilan dari para pemain," kata Presiden APPI, Firman Utina.
"Kami berharap, apa yang kami sampaikan benar-benar menjadi masukan bagi PSSI untuk disampaikan dan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan nantinya," ucapnya lagi.
(aff/krs)