'Karena Nasib Kompetisi Tak Cuma Bergantung pada PSSI'

'Karena Nasib Kompetisi Tak Cuma Bergantung pada PSSI'

Muhammad Robbani - Sepakbola
Senin, 01 Jun 2020 21:53 WIB
Pesepak bola PSS Sleman Asyraq Gufron R (kedua kanan) menyundul bola dibayangi pesepak bola Persib Bandung Wander Luiz Queiroz Dias (kanan) saat pertandingan Sepak Bola Liga 1 2020 di stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (15/3/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.
PSSI tak bisa menentukan nasib Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020 sendirian. (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Ia berpesan kepada PSSI untuk punya sikap di hadapan klub. Jangan menggelar pertemuan dengan klub untuk mendengar pendapat mereka saja.

Setidaknya indikasi itu terlihat dalam virtual meeting PSSI dengan para klub pekan lalu. PSSI juga sudah menyempatkan bertemu perwakilan pemain dan pelatih sebelum jumpa klub.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diamatinya, bahwa keputusan PSSI saat ini baru sekadar ke unsur tertentu seperti sepakbola dan bisnis. Itu masih jauh dari kata ideal jika berkaca ke liga-liga internasional yang sudah memulai lagi kompetisinya seperti Korea Selatan, Jerman, hingga Vietnam.

"Begini, anda klub dan saya PSSI. Saya (PSSI) berhubungan dengan pemerintah entah itu Kemenpora atau KONI untuk mengetahui situasi COVID-19. Katakan prediksi Juni atau Juli optimistis sudah selesai. Jadi saat bicara dengan klub-klub, PSSI sebagai otoritas pemilik sepakbola, maka dia berkomunikasi menyampaikan opsi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Jika Juni atau Juli selesai posisi COVID-19, olahraga bisa digelar lagi. Maka Agustus kita selenggarakan (kompetisi) lagi, katakanlah begitu. Agustus dengan skema 'ini' karena ada keterbatas waktu," ucapnya.

Harus ada ketegasan sikap dari PSSI kepada klub terkait keputusannya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada. Sejauh ini belum ada keputusan dari PSSI.

Rencananya PSSI akan bertemu lagi dengan klub-klub Liga 1 dan Liga 2 2020, Selasa (2/6/2020). Setelahnya PSSI berjanji akan segera menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) untuk mengambil keputusan.

"PSSI harus bisa menyatakan, misalnya tak bisa melaksanakan kompetisi, yang artinya tahun ini ditiadakan. Bukan bertatap muka jajak pendapat, tapi PSSI-nya kosong, gitu loh."

"Jadi saat berkomunikasi, dia (PSSI) sudah punya opsi seandainya COVID-19 selesai, maka lanjut atau tidak lanjut. Kemarin klub kan menyatakan keberatan dan itu hampir lebih 50 persen," ucapnya.


(cas/krs)

Hide Ads