3. Luis Milla
Eks pemain Barcelona dan Real Madrid ini ditunjuk PSSI pada 21 Januari 2017. Curriculum vitae-nya cukup mentereng karena pernah mengantar Timnas Spanyol juara Piala Eropa U-21 2011.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak pemain-pemain bintang Spanyol masa kini yang saat itu menjadi asuhan Luis Milla. Sebut saja Cesar Azpilicueta, Javi Martinez, Bojan Krkic, Juan Mata, David de Gea, Ander Herrera, hingga Thiago Alcantara.
Bisa dibilang Luis Milla melek dengan pemain muda yang punya potensi. Dengan alasan itu pula ia ditugasi menangani Timnas Indonesia U-23.
PSSI pun berani membayar kontrak mahal kepada Luis Milla yang kabarnya mencapai miliaran per bulan. Sayang ia gagal mengantarkan Timnas Indonesia U-23 ke Piala Asia U-23 2018.
Di SEA Games pun ia cuma berhasil mempersembahkan medali perunggu. Sementara di Asian Games 2018 ia ditargetkan meraih medali emas namun hanya berhasil melaju ke babak 16 besar.
Meski begitu, publik menilai permainan Timnas Indonesia mengalami perkembangan di bawah asuhan Luis Milla. Prestasi memang belum ada namun permainannya dianggap menghibur.
Sayang itu tak cukup buat PSSI yang tak puas karena merasa Milla tak pernah mencapai target. Ia pun dihentikan di tengah jalan saat masih berada di kampung halamannya di Spanyol.
Ada kabar PSSI tak kuat membayar nilai kontraknya yang besar. Milla pun melancarkan kritikan keras kepada PSSI setelah kabar pemecatannya mencuat.
4. Simon McMenemy
Simon ditunjuk menjadi pengganti Bima Sakti yang sebelumnya berstatus interim pasca pemecatan Luis Milla. Ia diperkenalkan pada akhir Januari 2019 meski sudah diumumkan sejak akhir 2018.
Dalam presentasinya, ia mengakui bahwa dirinya bukan pelatih favorit untuk menangani Timnas Indonesia sepeninggal Luis Milla. Ia sadar dengan pengalaman minimnya untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Meski begitu, ia cukup percaya diri bahwa Indonesia punya modal bagus untuk bisa berbicara di pentas internasional. Salah satunya suporter yang fanatismenya sudah tak perlu diragukan lagi.
Sayang perjalanannya tak semudah yang dibayangkan. Di bawah asuhannya, Timnas Indonesia cuma menang dua kali, itu pun atas Myanmar dan Vanuatu saja.
![]() |
Sisanya, Indonesia dihajar empat kali berturut-turut di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Cemoohan pun mulai dilancarkan publik sepakbola Indonesia kepada Simon atas rentetan hasil buruk itu.
Hal itu menjadi ironis buat Simon yang sedari awal mengharapkan dukungan suporter untuk kesuksesan Timnas Indonesia. Seolah mengabulkan permintaan publik, ia pun akhirnya dipecat PSSI.
Pemecatan itu kemudian menjadi kontroversi lantaran dianggap merusak mood Timnas Indonesia di tengah periode sulit. Untuk menyiasati keadaan, PSSI meminta Simon untuk tetap bersama tim pada laga tandang melawan Timnas Malaysia.
Simon sudah tak punya kekuatan dan hanya menyaksikan latihan dari pinggir lapangan karena posisinya sudah diambil Yeyen Tumena sebagai pelatih interim. Ia tak pernah bicara situasi ini sampai kini terkait posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Mungkin saja, keputusan menerima pinangan PSSI menjadi pelatih Timnas Indonesia adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Padahal ia sudah cukup nyaman punya reputasi bagus bersama Bhayangkara FC yang konsisten di Liga 1 dengan segala kekurangannya.
(cas/pur)