Regulasi baru Shopee Liga 1 2020 yang mengharuskan klub memasukkan pemain U-20 dalam daftar susunan pemain (DSP) memberi angin segar bagi para pemain muda. Bek muda Persib Bandung Mario Jardel pun mengintip peluang untuk mendapat lebih banyak menit bermain.
Pemain berusia 19 tahun itu pertama kali menjalani debutnya saat meladeni PSCS Cilacap pada Piala Indonesia awal Desember 2018 lalu. Kala itu, ia berangkat dari bangku cadangan. Pada musim 2019, namanya pun masuk dalam DSP walau masih berakhir jadi penghangat bangku cadangan.
"Kita kembali ke pelatih saja ya, karena pelatih yang berhak memainkan setiap pemain. Pastinya Jardel hanya bisa berusaha dan bekerja keras," ujar Jardel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketatnya persaingan di skuad tak membuat nyali jebolan Diklat Persib itu ciut. Pasalnya, pemain muda di Persib Bandung harus benar-benar menunjukkan kualitas agar bisa dimainkan. Seperti halnya Febri Hariyadi yang bisa mendapatkan menit bermain yang rutin, sedangkan rekan seangkatannya Gian Zola harus mencari pengalaman lebih dulu ke Persela Lamongan sebelum akhirnya ditarik Persib lagi.
"Pastinya Jardel kalau di sini tidak berkembang, mungkin Jardel pergi dulu ke tim lain. Cari pengalaman baru dan petualangan baru, tapi kalau Jardel sudah sukses di tim lain akan balik lagi ke Persib," ucap pemain yang diikat kontrak hingga 2021 itu.
"Tapi kalau sekarang, Jardel akan memaksimalkan tahun sekarang," ucapnya.
Selain mewajibkan pemain U-20 masuk DSP, peraturan baru di Shopee Liga 1 2020 pun memperbolehkan tim untuk melakukan pergantian pemain selama lima kali. Ia pun optimistis bisa menggunakan peluang tersebut.
"Jardel pastinya selalu punya rasa optimistis, meski pun kepercayaan pelatih tidak tahu mau memainkan siapa, tapi yang penting kita punya keyakinan sendiri. Pastinya sangat berpeluang sekali buat Jardel," pungkas penggawa Persib Bandung itu.
(yum/krs)