PSSI dan PT LIB Inkonsisten, PSS Sleman Tak Heran

PSSI dan PT LIB Inkonsisten, PSS Sleman Tak Heran

Jauh Hari Wawan S - Sepakbola
Rabu, 30 Sep 2020 21:20 WIB
Asisten pelatih PSS Sleman, Danilo Fernando
PSS Sleman tak kaget dengan inkosistensi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru. (Foto: (Jauh Hari Wawan S/detikSport)
Sleman -

PSS Sleman tak heran dengan keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru menunda Shopee Liga 1. Inkosistensi memang sudah menjadi kebiasaan di sepakbola tanah air.

Ditundanya kompetisi Shopee Liga 1 karena tidak mendapat izin keramaian dari Polri disayangkan banyak pihak. Klub yang notabene telah melakukan negosiasi kontrak, mengumpulkan pemain, dan melakukan persiapan untuk menyambut liga menjadi kelimpungan.

Namun, dalam sejarah penyelenggaraan liga di Indonesia, mundurnya jadwal kompetisi bukanlah hal yang baru. Inkonsistensi operator liga maupun federasi dalam menyusun jadwal kompetisi seakan menjadi tradisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manajer PSS Sleman Danilo Fernando yang juga pernah berkiprah sebagai pemain di beberapa klub kasta tertinggi mengaku tidak kaget dengan penundaan ini. Bahkan Danilo dengan tegas menyebut jika organisasi sepakbola di Indonesia terus tidak konsisten, perubahan mendadak ini akan selalu ada.

"Selama kita lihat, sepakbola (kemudian) organisasi kita belum konsisten, selalu ada perubahan yang mendadak. Ini (penundaan liga) mendadak karena kurang dari 2 hari sebelum liga mulai kembali," ucap Danilo kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).

ADVERTISEMENT

Mantan pemain Persik Kediri ini menyebut perubahan mendadak ini dalam lanjutan Shopee Liga 1 tidak terlalu mengagetkan bagi skuad Super Elang Jawa.

"Saya rasa pemain tidak begitu kaget dengan keputusan-keputusan ini. Karena mereka sudah lama juga di sepakbola. Kecuali anak-anak muda yang baru muncul," paparnya.

Imbas lain, menurut Danilo, yaitu berkaitan dengan kontrak pemain, pelatih dan ofisial. Sejauh ini kontrak pemain dan ofisial hingga bulan Februari 2021 atau akhir musim.

"Karena kan selama ini kami perpanjang sampai Februari 2021. Kalau misalnya (liga) sampai Maret 2021 artinya tambah 1 bulan lagi. Ya kita harus rapat dulu ke depan nanti seperti apa kalau misalnya lanjut November," ucapnya.

Kemudian secara bisnis, CEO PT PSS Marco Gracia Paulo menyebut bisnis setiap klub akan terpukul. Bahkan dia menyebut sepak bola Indonesia kembali dalam fase ketidakpastian.

"Secara bisnis klub akan sangat terpukul dengan penundaan ini. Untuk mengumpulkan tim kembali, melakukan negosiasi kontrak dengan pemain dan juga sponsor itu sangat sulit," kata Marco.

"Sekarang kita kembali pada ketidakpastian keberlanjutan kompetisi," tambahnya.

Untuk kelanjutan Shopee Liga 1, eks bos Badak Lampung itu meminta kejelasan dan kepastian kepada operator maupun PSSI sebagai induk organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia.

"Bagaimana jika kompetisi jadi berjalan pada November 2020 mendatang, lalu tiba-tiba dihentikan pada Desember 2020 atau Januari 2021. Ini yang perlu didiskusikan dan kami wajib memiliki jawaban sebagai antisipasi atas terjadinya kemungkinan tersebut," kata dia lagi.




(cas/aff)

Hide Ads