Kronologi Isu Lelang Jabatan Manajer Timnas di Piala Dunia U-20

Kronologi Isu Lelang Jabatan Manajer Timnas di Piala Dunia U-20

Tim detikcom - Sepakbola
Minggu, 20 Des 2020 18:45 WIB
Pesepak bola Timnas U-19 berlatih di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2020). Sebanyak 38 pemain Timnas Indonesia U-19 menjalani pemusatan latihan di Stadion Madya, Jakarta pada 16 hingga 23 November 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Kronologi isu PSSI lelang jabatan manajer Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2021. (Foto: ANTARA Foto/Galih Pradipta)
Jakarta -

PSSI digoyang isu jual-beli jabatan Manajer Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 2021. Dodi Reza Alex Noerdin dikabarkan sudah membayar sekitar Rp 1 miliar.

Bukti penyerahan dana itu tersebar luas. Di kwitansi, tertera nama Djoko Purwoko selaku penerima dana sebesar 100 ribu Dollar Singapura atau sekitar Rp 1 miliar.

Ada juga nama Achmad Haris selaku pihak yang menyerahkan dana. Achmad Haris merupakan orang dekat Dodi sekaligus mantan Sekretaris Sriwijaya FC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wartawan senior Erwiyantoro adalah sosok yang paling detail dalam menceritakan isu ini lewat tulisannya. Ia mengaku tidak asal dan mengaku punya semua bukti-bukti atas apa yang ia tulis.

Erwiyantoro juga dikenal dengan Mbah Coco. Ia sering mengkritisi kebijakan-kebijakan PSSI lewat tulisan-tulisannya yang biasanya dibagikan di Facebook dan kemudian tersebar luas di media sosial lainnya.

ADVERTISEMENT

Dalam tulisan Erwiyantoro lewat akun Facebook cocomeo reborn, disebutkan kalau pihak PSSI dan Dodi bertemu sampai empat kali. Pertemuan pertama terjadi di Hotel Fairmont, Jakarta. Saat itu Dodi yang ditemani Haris membuka omongan dengan Rudy Kangdra dan Djoko Purwoko.

Rudy Kangdra adalah Direktur Bisnis PT Liga Indonesia Baru (LIB). Disebutkan Erwiyantoro, Rudy Kangdra juga merupakan Direktur Bisnis PSSI.

Pertemuan kedua kembali terjadi di tempat yang sama dengan formasi yang juga sama. Namun masih belum ada kesepakatan untuk menunjuk Dodi sebagai Manajer Timnas.

Baru pada pertemuan ketiga akhirnya Dodi dipertemukan dengan Mochamad Iriawan yang merupakan Ketua Umum PSSI. Pertemuan berlangsung di Restoran Hurricane's Grill, Jakarta.

Pada pertemuan ketiga ini lah disepakati dana sekitar Rp 1 miliar diberikan ke PSSI. Nilai itu merupakan hasil tawar-menawar antara pihak Dodi dan PSSI. Akan ada penyerahan dana lagi saat Dodi nanti ditunjuk menjadi Manajer Timnas Indonesia.

Pertemuan keempat berlangsung di Kantor PSSI, di Mall FX, Sudirman, Jakarta. Pada kesempatan ini transaksi penyerahan dana Rp 1 miliar itu terjadi.

Dana itu itu diklaim dibagi 50 persen ke Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PSSI Yunus Nusi. Sisanya buat Rudy Kangdra dan Djoko Purwoko yang kemudian diperuntukkan membayar sewa mobil Shin Tae-yong, Pelatih Timnas Indonesia.

Lantas bagaimana penuturan lengkap dari sosok 'cocomeo' mengenai tudingannya tersebut sekaligus kronologinya? Simak wawancara detikSport dengan dirinya di halaman selanjutnya.

"Cerita itu langsung saya dapat dari Haris lewat telepon. Dia bilang, 'saya biasa baca tulisan Mbah Coco, saya respect, salam kenal. Ada yang mau dibicarakan nih.' Makanya saya bisa menulisnya secara runtut tentang empat pertemuan mereka plus kwitansi itu karena ini kan bicara uang," buka perbincangan Erwiyantoro dengan detikSport.

"Sebenarnya Haris nggak telepon langsung, tapi ada orang yang biasa sama saya, dia bilang ada yang mau ngomong mau minta kenalan. Itu di tempat saya itu ada lima orang dan semuanya wartawan," ujarnya bercerita.

Sampai sekarang, jabatan Manajer Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 nyatanya tak kunjung diberikan ke Dodi. Padahal, dana sekitar Rp 1 miliar sudah diterima PSSI pada 20 Juli lalu.

Kini, pihak-pihak terkait membantah kabar ini. Djoko Purwoko dan Achmad Haris pun juga membantah saat dikonfirmasi detikSport.

"Sekarang gini, ya, yang tertera di kwitansi itu apa tulisannya? Itu tiket Piala Dunia dan cuma sekadar bisnis. Apa salah kalau mau berbisnis?" kata Haris dalam sambungan telepon dengan detikSport.

"Mungkin saya orang yang dipandang tegak lurus, jadi dicari-cari nama saya. Ini mungkin juga politik yang tidak suka PSSI," kata Djoko Purwoko kepada detikcom.

Erwiyantoro, atau yang juga biasa dipanggil Toro pun kecewa dengan bantahan mereka. Ia berharap meminta kepada pihak-pihak yang disebutkan namanya untuk berani memberikan bukti-bukti bahwa tulisannya hoaks.

"Ketika dia (Haris) bicara dimana-mana itu hoaks, oh kurang ajar kata saya. Berani nggak konferensi pers mereka? Kalau berani bilang tulisan saya hoaks, itu bagus. Tapi berani nggak mereka melapor ke polisi bahwa tulisan saya hoaks?" ujar Toro.

"Haris baru saja minta (tulisan) dicabut. Rekaman semua yang diomongin Haris ke saya itu bisa diambil di siber polisi. Terus juga soal pertemuan Dodi di restoran di Hurricane, kan ada CCTV restoran," ucapnya.

Terkait isu ini, detikSport juga sudah menghubungi pihak-pihak terkait. Salah satunya PSSI. Ada Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal (Plt Sekjen) PSSI, Yunus Nusi, yang menanggapi dengan santai isu jual-beli jabatan tersebut. Dia menganggap isu-isu seperti ini sudah biasa menerpa PSSI.

"Biasanya isunya sampai puluhan miliiar, tumben ini hanya Rp 1 miliar. Sudah puluhan tulisan tentang masalah seperti ini beredar. Kami tidak pernah menanggapinya. PSSI sudah biasa dengan isu seperti ini. Jadi tidak butuh ada penjelasan dari kami," kata Yunus Nusi.


Hide Ads