Menpora-PSSI: Jangan Ada Lagi Kasus Rasisme di Sepakbola Indonesia

Menpora-PSSI: Jangan Ada Lagi Kasus Rasisme di Sepakbola Indonesia

Mohammad Robbani - Sepakbola
Jumat, 26 Mar 2021 14:15 WIB
Patrich Wanggai
Patrich Wanggai mendapat serangan rasial, Kemenpora dan PSSI berharap jangan ada lagi rasisme di sepakbola. (Foto: detikcom/Ristu Hanafi)
Jakarta -

PSSI dan Kemenpora berharap tak ada lagi insiden rasisme di sepakbola Indonesia. Terakhir, penyerang PSM Makassar Patrich Wanggai yang menjadi korban.

Wanggai diserang dengan kata-kata tak pantas setelah mengantar timnya menang atas Persija Jakarta dengan skor 2-0, Senin (22/3/2021). Wanggai menjadi salah satu pencetak gol dalam laga Grup B Piala Menpora 2021.

Bukannya pujian yang didapat, justru ujaran kebencian yang datang. Kebanyakan mereka menuliskan makian di kolom komentar salah satu postingan media sosial milik Wanggai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal itu, PSSI mengaku prihatin dengan nasib yang dialami Wanggai. Suporter diharapkan bisa saling menghargai, bukan melecehkan perbedaan.

"Tentu kami menyesalkan tindakan oknum netizen yang mengatakan rasisme kepada saudara Patrich Wanggai. PSSI sangat menentang dan meminta semua suporter dan netizen di Indonesia untuk meninggalkan rasisme," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PSSI Yunus Nusi dalam rilis federasi.

ADVERTISEMENT

"Jangan sampai kejadian ini terulang kembali. PSSI akan terus memberikan edukasi serta butuh dukungan semua pihak untuk memerangi rasisme di sepak bola Indonesia," ujarnya.

Rasisme sudah menjadi masalah akut yang kerap terjadi di sepakbola. FIFA bahkan sudah membuat kampanye kick racism out of football sejak 7 Juli 2002.

Hingga saat ini, kejadian serupa masih saja terjadi di dalam dan luar lapangan hijau. Termasuk yang dialami Patrich Wanggai baru-baru ini di ajang turnamen pramusim Indonesia.

"Sangat disesalkan ya, apalagi FIFA juga tak mentolerir, itu sangat tak elok. FIFA - UEFA saja sampai selalu mendenda tinggi kalau ada masalah ini," kata Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.

"Di Indonesia rasisme juga sensitif, saya tak sebut masalahnya, jangan ada lah yang bersifat rasis, termasuk melalui sosial media," ucapnya.




(cas/nds)

Hide Ads