Di luar Evan, Adam, dan Kushedya, sisanya adalah pemain-pemain muda yang minim pengalaman. Bahkan mayoritas masih minim bermain level senior di klubnya masing-masing.
Misalnya Pratama Arhan yang belum pernah main di kompetisi domestik bersama PSIS Semarang. Egy Maulana Vikri atau Witan Sulaeman adalah contoh lainnya pemain muda yang bahkan belum baru mencatat 100-an menit di level klub senior.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikSport mencatat, ada 13 pemain di skuad Timnas Indonesia saat ini yang masih minim menit bermain. Dengan fakta itu, Witan hingga Egy tetap menjadi andalan Shin Tae-yong di timnya.
Tommy Welly menilai, Shin Tae-yong sedang menjalankan proyeksi jangka panjang bersama Timnas Indonesia. Dengan memberikan menit bermain, Timnas Indonesia diharapkan ikut menerima keuntungannya di masa depan.
Kebetulan PSSI memang memberikan kontrak jangka panjang buat eks Pelatih Timnas Korea di Piala Dunia 2018 itu. Saat diperkenalkan pada akhir 2019 lalu, federasi mengumumkan mengontrak sang pelatih dengan durasi 4 tahun.
"Itu pilihan Coach Shin Tae-yong, kondisinya kan kalau peluang lolos dari kualifikasi Piala Dunia sudah tertutup. Jadinya dia memilih generasi Timnas yang sesuai dengan pendekatan dia. Ini bisa jadi skuad proyeksi SEA Games dengan materi seperti ini," ucap pria yang biasa disapa Bung Towel itu soal pemilihan pemain muda.
"Kalau mau menilai kinerjanya (Shin Tae-yong) dengan materi ini, SEA Games layak dijadikan ukuran untuk menilai. Kalau sekarang (kekalahan dari) Vietnam yang menjadi tolak ukur itu bisa menjadi fatal. Tetapi kalau SEA Games, maka cukup objektif dengan sisa waktu yang ada," ucap Bung Towel.
Butuh waktu yang tidak sebentar buat Shin Tae-yong membangun Timnas Indonesia. Keberhasilan Park Hang-seo bersama Vietnam terjadi dalam kondisi yang berbeda.
Vietnam saat ini sedang menikmati masa-masa kesuksesan di level ASEAN dan Asia. Contohnya saat mereka berhasil menjadi runner-up Piala Asia U-23 2018 dan semifinalis Asian Games 2018 di Indonesia.
Fondasinya sudah dibangun bertahun-tahun. Park Hang-seo yang ditunjuk Federasi Sepakbola Vietnam (VFF) pada 2017 tinggal menyempurnakannya saja dengan metode yang ia bawa dari Korea.
"Kalau Vietnam timnya sudah dibangun sejak lama, berbeda dengan Timnas Indonesia yang diisi mayoritas pemain baru. Tanpa Shin Tae-yong mungkin kita tak akan melihat pemain-pemain seperti Pratama Arhan atau Kushedya Hari Yudo di Timnas Indonesia," ucap Bung Towel.
"Di mata Shin Tae-yong, semua pemain punya persentase yang sama untuk dipilih. Menurut saya ada banyak hal yang bisa disikapi kalau kita tenang. Kalau tanpa Shin Tae-yong, tak ada itu Kushedya. Atau Pratama Arhan yang ternyata punya potensi di bek kiri. Shin Tae-yong juga membantu eksplor potensi pemain muda kita," tuturnya.
"Shin Tae-yong ini proyeksinya ke depan dengan mematangkan para pemain muda bermain level A Match. Nah sikap terkait kekalahan 0-4 dari Vietnam bakal seperti apa. Kalau mau bersikap fatalis, skor itu jangan buat judge. Generasi timnas sekarang, pemain berpengalaman ini hanya Evan," ucapnya berpesan.
(cas/krs)