Menpora Zainudin Amali berencana memperketat proses naturalisasi untuk semua cabang olahraga, tak terkecuali sepakbola yang memiliki rencana tersebut.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi sebelumnya mengatakan PSSI masih membuka peluang kepada pemain-pemain yang ingin dinaturalisasi untuk keperluan Timnas Indonesia. Namun, perlu rekomendasi dari pelatih Timnas Shin Tae-yong.
"Ketum juga menyampaikan ke saya untuk minta rekomendasi dari Shin Tae-yong adakah hasil rekomendasi dari Shin Tae-yong pemain-pemain yang akan dinaturalisasi," kata Yunus dalam Youtube PSSI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada dasarnya PSSI karena ini kebutuhan tim maka harus direkomendasi oleh pelatih dan tidak akan intervensi itu. PSSI akan tunggu rekomendasi dari tim pelatih, Shin Tae-yong, siapa-siapa saja pemain yang apabila akan ada yang dinaturalisasi. Kami akan buka diri selama rekomendasi ini datang dari ahlinya datang dari Shin Tae-yong," dia melanjutkan.
Akan tetapi, keinginan PSSI untuk mendapatkan pemain naturalisasi bakal lebih sulit. Hal ini tak lepas dari respons Menpora Zainudin Amali yang menegaskan bahwa proses naturalisasi bakal diperketat untuk semua cabor.
"Saya akan perketat naturalisasi untuk semua cabor. Kami akan lihat seberapa besar urgensinya," kata Amali kepada pewarta, Jumat (2/7/2021).
"Khusus naturalisasi di cabor sepakbola, saya melihat tidak begitu efektif untuk pembentukan Timnas. Kualitas mereka yang di-naturalisasi juga tidak terlalu berbeda dengan pemain asli kita," ujarnya.
![]() |
Bukan tanpa alasan dia mengatakan hal itu. Politikus asal Golkar itu membuktikan langsung saat menyaksikan turnamen pramusim Piala Menpora 2021.
"Pada saat turnamen pramusim Piala Menpora yang lalu saya sangat serius memperhatikan kualitas pemain naturalisasi itu. Mereka belum bisa jadi panutan bagi para pemain asli kita, bahkan ada di salah satu pertandingan justru pemain naturalisasi tidak memberi contoh bermain sepakbola dengan baik. Sampai akhirnya pemain tersebut harus dikeluarkan oleh wasit karena terkena kartu merah," Amali menjelaskan tanpa menyebut siapa sosok pemain tersebut.
"Yang lebih mengecewakan lagi ada pemain naturalisasi yang dipanggil untuk memperkuat Timnas dan bertanding di luar negeri tapi malah beralasan macam-macam dan pulang ke kampung halamannya," sesalnya.
"Itu pertanda pemain naturalisasi tersebut tidak ada kepedulian terhadap kepentingan nasional Indonesia. Dia sekedar main sepakbola saja tapi jiwa patriotisme dan nasionalisme rendah. Sangat beda dengan pemain yang memang asli lahir, besar dan hidupnya di Indonesia."
Menpora lantas menyarankan induk cabor untuk memanfaatkan potensi atlet Indonesia yang tersedia ketimbang melakukan naturalisasi. Hal itu juga sekaligus mendukung pembangunan prestasi berdasarkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang sudah ada.
"Tidak boleh lagi kita mengharapkan prestasi secara instan, itu tidak bagus untuk pembinaan prestasi jangka panjang yang berkesinambungan," ujar Menpora asal Gorontalo itu.
(mcy/aff)