Liga Malaysia musim 2020 digelar cuma setengah musim karena menyesuaikan keadaan. Ada usul-usul dari Madura United untuk meringkas kompetisi nggak perlu 1 musim penuh?
Harus dicari alternatifnya. Misalnya ada Plan A kompetisi berjalan normal, tapi kan kalau September nggak jalan berarti nggak mungkin normal. Plan B kompetisi tak berjalan. Plan C turnamen, copy paste Piala Menpora yang sukses itu. Atau Plan D kompetisi dengan setengah musim, begitu saja. Tidak perlu home-away.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau begitu kan klub sudah bisa mengira-ngira. Kami bisa membuat business plan, rencana kerja sudah disiapkan mengacu dari skenario yang disampaikan PSSI. Kalau plan B yang diambil, kontrak pemain 25 persen, dikompensasikan sisanya buat tahun depan, misalnya. Kalau begitu kan enak. Pemain yang bergaji Rp 1 miliar jadinya Rp 250 juta. Sisanya buat kompensasi tahun depan. Yang nggak mau silakan pergi, tapi jangan lapor. Jangan kondisinya nggak normal, pemain mintanya gaji normal. Saya rasa semua pemain mengerti. Pemain Madura United itu kemarin (2020) digaji 25 persen selama setahun oke saja. Semua pemain asing kami oke saja, nggak ada protes ke FIFA.
Dari PSSI atau PT LIB belum pernah menyiapkan plan-plan alternatif seperti itu?
Ada surat dari PT LIB yang bilang begini; 'Liga 1 akan tetap berjalan jika pandemi landai.' Semua orang kan tahu, jadinya menurut saya surat itu nggak penting. Yang kami harapkan, klub diminta menyiapkan Plan A/B/C/D. Kalau cuma setengah musim kompetisi, misalnya, kami negosiasi ke pemain untuk merevisi kontraknya.
Mungkin kah Madura United bersama klub lain membuat gerakan untuk menyatakan sikap jika situasi ini terus berlarut-larut?
Kami ikut PSSI, kami kan anggota PSSI. Kami ikut maunya liga (PT LIB). Kami bukannya mau marah, hanya menyarankan untuk diperbaiki kinerjanya. Jangan cuma disuruh menunggu saja. Kalau skenario terburuk, PSSI sampaikan itu ke FIFA. Yang bisa menyampaikan ke FIFA kan ya PSSI.
Kalau masih belum ada kepastian sampai September, plan Madura United bagaimana?
Dibubarkan sih nggak, cuma pemain kerja dari rumah saja. Kaya kantor saja. Training from home. Tapi kan mereka masih terikat dengan kontrak dan kami bayar, tapi jangan penuh dong.
(mrp/mrp)