Persis Solo dilaporkan 18 pemainnya. Laskar Samber Nyawa dituding menunggak gaji dan menahan pemain-pemain itu pindah klub meskipun kontraknya sudah habis.
Permasalahan penunggakan ini sudah diperkarakan oleh 18 pemain itu ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Ada tujuh pemain yang perkaranya sudah diproses APPI dengan jumlah tunggakan sebesar Rp 2.332.900.000.
Sebagai informasi, tunggakan gaji yang dilaporkan ini terjadi pada musim 2020. Dengan kata lain, penunggakan tersebut adalah warisan kepengurusan Persis yang lama, sebelum diambil alih oleh Kaesang Pangarep yang masuk ke klub pada awal 2021.
"APPI mengirimkan gugatan 7 Pesepakbola dari total 18 Pesepakbola terhadap klub Persis Solo melalui NDRC Indonesia, atas tunggakan gaji klub yang belum dibayarkan kepada mereka dengan total tunggakan keseluruhan sejumlah 2.332.900.000 (Dua Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah)," kata APPI Executive Committee Riyandi Ramadhana saat memberikan keterangan virtual, Jumat (13/8/2021).
APPI juga menyayangkan sikap Persis Solo yang menahan pemain keluar. Padahal secara hukum sepakbola, pemain bebas pindah klub saat kontraknya habis. Merujuk Bosman Ruling, pemain bebas berkomunikasi dan bisa pindah ke klub lain saat sudah tak terikat kontrak dengan klub lamanya.
"Mengenai hubungan hukum antara ke-18 pesepakbola tersebut, merujuk Regulasi FIFA Regulations on the Status and Transfer of Players, jika kontrak pada musim tersebut berakhir (2020/2021) maka sudah tidak ada hubungan hukum lagi antara pesepakbola dengan klubnya," kata Riyandi Ramadhana.
"Sehingga tidak diperlukan surat keluar bagi pesepakbola untuk dapat pindah klub. Adanya aturan Surat Keluar membuat banyak pesepakbola terhambat dalam proses perpindahan ke klub barunya padahal status kontrak dengan klub lama telah usai," ujarnya menambahkan.
"Hal ini melanggar Bosman Ruling yang telah terjadi sejak tahun 1995 sehingga jika di Indonesia masih ada hambatan pemain untuk pindah klub padahal statusnya ialah Free Agent, maka Indonesia seperti melangkah mundur 26 tahun kemajuan sepakbola-nya," katanya lagi.
Klub yang kini diambil alih oleh Kaesang Pangarep itu punya tunggakan sekitar Rp 2,3 miliar kepada 7 pemainnya. Sisa 11 pemain lainnya tak dapat diproses APPI karena ternyata tak punya salinan kontrak yang seharusnya diberikan Persis Solo.
Tak cuma Persis, beberapa klub di Indonesia lainnya ternyata juga punya masalah yang sama. Mitra Kukar hingga PSM Makassar diklaim APPI tak memberikan salinan kontrak ke pemainnya sehingga beberapa penunggakan gaji tak dapat diproses APPI.
"Tak hanya Persis. Maka kami sampaikan, jika sudah selesai dengan pemain selesai, tak perlu surat keluar lagi. Jika sudah berakhir hubungan hukum pemain dengan klub maka pernyataan berakhirnya bebas kontrak, maka klub baru tak perlu memerlukan itu, sudah selesai," kata Legal APPI Jannes H. Silitonga.
"Kontrak antara pemain dengan klub lama. Kebetulan teman-teman dari Persis yang menyampaikan masalah ini kepada APPI," ucapnya menjelaskan.
(krs/ran)