Pendukung PSS Sleman banjir dukungan saat berkonflik dengan manajemen tim. Mereka diminta terus mengusahakan apa yang diperjuangkan.
Protes dilakukan pendukung PSS karena permainan buruk Super Elja di 5 pekan awal Liga 1 2021. Ditambah pernyataan Dirut PT PSS Marco Gracia Paulo yang akan memindah PSS dari Sleman sebagai ganti jika Dejan Antonic dipecat.
Konflik antara suporter dan manajemen PSS Sleman kian meruncing. Kini bukan hanya tagar #DejanOut saja, namun tagar #MarcoOut juga terus menghiasi lini masa media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi semakin memanas dengan terus dipasangnya Arthur Irawan di startingine up. Padahal, kinerja eks Malaga B itu tak istimewa amat.
Puncak kemarahan suporter terhadap Arthur yakni saat mengorbankan Bagus Nirwanto yang sejatinya bek kanan menjadi bek kiri. Pendukung Sleman menilai, hal ini untuk mengakomodir keinginan Arthur semata.
Kondisi ini pun membuat kelompok suporter lain prihatin. Saat ini, dukungan untuk Sleman Fans pun terus mengalir dari sesama suporter di media sosial. Dukungan itu satu di antaranya dari kelompok suporter PSIM Yogyakarta yakni Brajamusti.
Sekjen Brajamusti Niko Angga, satu di antara kelompok suporter PSIM Yogyakarta, tidak mau terlalu ikut campur dalam polemik internal PSS Sleman agar suasana tidak makin keruh.
"Terkait permasalahan rekan-rekan Sleman Fans dengan manajemen, kami belum berani ngomong banyak. Karena sejatinya kami belum dapat info secara pasti permasalahan yang ada. Takutnya, kami malah salah dan memperkeruh suasana," kata Niko kepada wartawan, Minggu (3/10/2021).
Akan tetapi, sebagai sesama suporter, Niko turut mendoakan Sleman Fans. Kondisi yang dialami suporter Sleman bisa terjadi untuk tim manapun.
"Akan tetapi, sebagai suporter, kita memberikan dukungan kepada Sleman Fans, agar tetap semangat dalam memperjuangkan apa yang harus diperjuangkan," pungkas Niko.
Sebelumnya, Dirut PT PSS Marco Gracia Paulo pun telah menyampaikan permintaan maafnya ke publik Sleman. Ia mengaku secara spontan melontarkan pernyataan tersebut.
Marco mengklaim ia belum tidur selama 2 hari. Di samping itu keluarganya mendapatkan intimidasi. Akumulasi dari tekanan berat suporter dan intimidasi itulah yang membuat Marco melontarkan statmen akan memindah PSS dari Bumi Sembada.
"Itu murni (pernyataan) saya pribadi karena itu spontan, sekali lagi saya mohon maaf dan saya pastikan tidak ada rencana sedikitpun untuk ke sana (memindah homebase)," kata Marco, Jumat (1/10).
"Apalagi saya belum tidur 2 malam, tapi nggak saya jadikan alasan. Tapi memang semuanya bergabung menjadi satu dan secara spontan akhirnya karena desakan yang terlalu keras itu akhirnya saya bereaksi," ungkapnya.
(cas/yna)