Timnas Indonesia dibayang-bayangi tak pernah menang laga pertama Piala AFF sejak 2012. Langkah Garuda di edisi akan dimulai melawan Kamboja, Kamis (9/12/2021).
Edisi 2010 adalah kali terakhir Timnas Indonesia meraih kemenangan. Saat itu, Indonesia yang menjadi tuan rumah melumat Malaysia dengan skor telak 5-1.
Setelahnya, sepakbola Indonesia dilanda masalah dualisme dan pembekuan FIFA. Kondisi itu turut merembet ke performa Timnas Indonesia yang merosot di Piala AFF.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2012, Garuda yang bermodalkan pemain-pemain Liga Primer Indonesia (LPI) ditahan imbang Laos 2-2 pada laga pembuka. Lebih tragis lagi Raphael Maitimo Cs tak lolos dari fase grup.
Edisi 2014, skor imbang 2-2 kembali menjadi hasil laga pembuka. Kali ini lawannya Vietnam. Sama seperti 2012, Timnas Indonesia kembali gagal lolos dari fase grup.
Kutukan tak pernah menang kembali berlanjut pada 2016, malah lebih parah karena kalah 2-4 dari Thailand. Saat itu ada pembatasan pemanggilan maksimal dua pemain per klub.
Kekalahan di laga pembuka makin membuat pesimis pecinta sepakbola nasional. Tapi keajaiban tiba pada laga terakhir fase grup dimana Indonesia menang dramatis 2-1 atas Singapura. Bahkan Timnas Indonesia melaju jauh hingga ke babak final.
Pada edisi 2018 kegagalan menang laga pembuka kembali didapat meski tampil dengan bekal sebagai runner-up Piala AFF 2016. Kali ini kalah 0-1 dari tuan rumah Singapura.
Untuk 2020 yang ditunda ke 2021, Timnas Indonesia berpeluang untuk memutus catatan buruk ini. Di atas kertas, Kamboja bukan lawan yang sulit dikalahkan Timnas Indonesia atas catatan head-to-head kedua tim.
Tapi sepakbola tak bisa ditebak. Kamboja yang sudah memainkan laga pertamanya dengan kekalahan 1-3 dari Malaysia sebenarnya punya gaya bermain yang tak jelek-jelek amat.
"Tidak menjadi soal siapa yang kami hadapi, tujuannya tetap sama yakni mengembangkan konsep gaya bermain kami," kata tim pelatih Kamboja Ryo Hirose saat memberikan keterangan pers, Rabu (8/12/2021).
"Kami mau tampil mendominasi, bahkan jika lawannya adalah Brasil sekalipun. Mengedepankan penguasaan bola di area yang tinggi adalah yang kami lakukan saat ini," ucap pria yang membantu Keisuke Honda itu di tim pelatih Kamboja.
Sementara itu, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong punya keyakinan bahwa timnya bisa menang. Persiapan panjang dan pemahaman taktik dari pemainnya bisa menjadi pembeda pada laga nanti.
"Kami mempersiapkan dengan baik, juga turut menonton 2 laga secara langsung. Kami rasa bisa menang jika main sesuai keinginan saya dan pemain menjalankan apa yang saya minta dan mengulang permainan selama latihan," ucap Shin Tae-yong.
"Saya mempersiapkan semua laga dengan cara sama, bukan hanya Kamboja, Laos, Vietnam, dan Malaysia. Semua harus dimaksimalkan supaya bisa maju dan lolos dari fase grup ini," ujarnya menambahkan.
(cas/mrp)