Indonesia Kalah dari Thailand karena Kompetisi Sempat Vakum

Indonesia Kalah dari Thailand karena Kompetisi Sempat Vakum

Muhammad Robbani - Sepakbola
Kamis, 30 Des 2021 23:32 WIB
SINGAPORE, SINGAPORE - DECEMBER 29: Tristan Do #19 of Thailand controls the ball against Witan Sulaeman #8 of Indonesia in the first half during the first leg of the AFF Suzuki Cup final at the National Stadium on December 29, 2021 in Singapore. (Photo by Yong Teck Lim/Getty Images)
Indonesia kalah dari Thailand karena kompetisi sempat vakum 1,5 tahun (Foto: Getty Images/Yong Teck Lim)
Jakarta -

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memaklumi kekalahan telak Timnas Indonesia dari Thailand. Kompetisi yang vakum lama jadi alasannya.

Indonesia kalah 0-4 dari Thailand pada leg pertama Final Piala AFF 2020, yang hampir pasti mematikan peluang juara pertama kalinya di kompetisi meski ada leg kedua.

Hasil ini jelas membuat suporter kecewa karena sudah punya ekspektasi tinggi kepada Evan Dimas dkk. Tapi, Iriawan coba memahami kegelisahan para suporter itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurunya hasil ini lebih disebabkan karena para pemain sempat lama tidak berkompetisi karena pandemi virus corona.

"Ekspektasi publik memang tinggi ke anak-anak, teman-teman tahu bahwa liga kita (BRI Liga 1 dan Liga 2) baru bergulir empat bulan. Negara lain seperti Vietnam bisa, vietnam itu tidak berhenti liganya, hanya sebentar berhenti," kata Iriawan saat memberikan keterangan pers, Kamis (30/12/2021).

ADVERTISEMENT

"Kita ini yang paling lambat menggulirkan liga bersama Filipina kalau nggak salah, empat bulan mereka baru main. Kompetisi itu tempat mereka untuk meningkatkan fisik, performa, strategi, fisik, mental dan sebagainya," sambungnya.

BRI Liga 1 baru digulirkan lagi akhir Agustus lalu, setelah Liga 1 2020 cuma bergulir tiga pekan dan dibatalkan karena pandemi COVID-19. Ada jarak hampir 1,5 tahun yang membuat para pemain tentu kesulitan menjaga fisik serta psikis.

Selain itu, timnas kali ini diisi mayoritas pemain muda minim pengalaman sehingga tujuannya memang lebih ke jangka panjang. Pelatih Shin Tae-yong memang membangun generasi baru Timnas Indonesia dengan mengabaikan pemain-pemain lama.

"Selain itu, anak-anak kita yang muda sudah saya serahkan ke Shin Tae-yong. Kita tahu kualitas Thailand bagus, luar biasa, dan selalu operan akurat. Semalam saya komunikasi dengan Asnawi (Mangkualam). Katanya anak-anak ingin membalas saat kedudukan 0-1, tapi kena counter attack sehingga berbalik," tutur Iwan.

"Mereka sudah maksimal, kita apresiasi itu anak-anak saya. Mereka sampai di final itu luar biasa, kita bisa mengalahkan Malaysia 4-1 dan Singapura 4-2. Apapun hasilnya, saya tetap apresiasi dengan anak-anak dan tim kepelatihan Shin Tae-yong," demikian Mochamad Iriawan.

(mrp/pur)

Hide Ads