Sebelum berhasil menangi Liga 2, laju Persis Solo sempat terseok-seok. Dengan bertabur pemain bintang, Persis pun tak pernah lepas dari kritikan.
Bahkan, tidak jarang Laskar Sambernyawa nyawa menelan kekahan hingga berbuntut kritikan keras dari para suporter dan pencinta sepak bola. Yang paling 'menyakitkan', yakni kekalahan saat melawan PSIM Yogyakarta di Liga 2.
Kritikan semakin kencang dan mendesak agar pelatih Persis Solo, Eko Purdjianto dikeluarkan. #Ekoout pun terus bergema di media sosial hingga akhirnya perwakilan suporter bertemu dengan manajemen Persis Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlahan, laju Persis Solo semakin membaik meski tidak selalu berhasil memenangkan pertandingan. Tim kebanggaan Wong Solo itu pun berhasil lolos di babak delapan besar Liga 2.
Eko Purdjianto mengakui, kritikan keras bagi dirinya dan timnya. Tetapi, Eko tidak mau hanya terpuruk dengan kencangnya kritikan.
"Suka duka, ya tahu sendirilah dukanya seperti apa. Saya tidak mau bilang, ya itu kritik membangun tim ini, kita jadikan motivasi. Ada masukan ke manajemen yang layak dipertahankan," tuturnya kepada wartawan, Jumat (31/12/2021).
![]() |
Mantan asisten pelatih Bali United itu menambahkan, kritikan yang datang itu justru menjadikan tim semakin solid.
"Kemenangan ini, ini kritikan menjadikan kita jadi kuat, solid menjadi tim, alhamdulillah. Saya bilang ke pemain, 'Kalau kamu enggak mau dikritik ya buktikan di lapangan' dan pemain sudah buktikan," urainya.
"Pemain kerja keras dan tadi diasah di babak penyisihan, delapan besar mereka diasah dengan beberapa kali kritikan dari suporter dan sebagainya, sehingga mereka bisa kuat dan bisa seperti sekarang," sambungnya.
Dengan rasa optimis dan tekad besar, akhirnya Eko dan juga Persis Solo menjawab kritikan itu dengan sebuah gelar bergengsi yakni Juara Liga 2. Tidak hanya itu, Persis Solo juga berhasil lolos Liga 1.
Capaian ini menjadi pelepas dahaga pencinta sepak bola setelah menunggu 14 tahun.
--baca juga
(aff/cas)