Sudirman dinanti pekerjaan besar bersama Persija Jakarta sampai akhir musim BRI Liga 1 2021. Manajemen menargetkan Macan Kemayoran finis di posisi 3 besar.
Saat ini Persija Jakarta masih tertahan di papan tengah, tepatnya di posisi ke-8. Macan Kemayoran cuma mampu meraih 7 kemenangan, 8 kali imbang, dan lima kali kalah.
Karena tak memuaskan, Angelo Alessio pun diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih kepala. Setelah itu, Sudirman naik kelas dari asisten menjadi juru taktik tim.
Dengan segala kekurangannya, manajemen Persija tetap punya target besar buat Sudirman. Target mengakhiri musim di papan atas tetap menjadi ambisi Persija yang harus bisa dicapai Sudirman.
"Tidak ada target yang berubah, meski kami harus realistis. Persaingan di papan atas sengit dan kami cukup tertinggal," kata Manajer Persija Bambang Pamungkas saat memberikan keterangan pers secara virtual.
"Tapi kami tetap seperti target di awal ingin berada di tiga besar. Saya rasa target ini bukan mengada-ada. Keberadaan coach Dirman ini bukan hal baru dan coach Dirman sudah sangat mengenal tim ini, karena itu kami percayakan nahkoda tim ke coach Dirman," ujarnya.
Target yang dibebankan kepada Sudirman tentu bukan perkara mudah. Kreativitas lini tengah tim menjadi salah satu masalah yang ditinggal Angelo Alessio.
Persija Jakarta kesulitan mencari sosok gelandang handal pasca ditinggal pemain-pemain seperti Evan Dimas, Marc Klok, hingga Sandi Darman Sute. Perubahan akhirnya dilakukan Macan Kemayoran dengan mendatangkan Ahmad Bustomi dan Makan Konate.
Kehadiran Konate yang dikenal berteknik tinggi diharapkan menjadi jawaban atas keroposnya lini tengah Persija. Tetapi pemain asal Mali itu belum memberikan pengaruh berarti.
Permainan Persija masih mengandalkan sektor saya, terutama Riko Simanjuntak di sisi sebelah kanan. Pola Persija selama ini cenderung mudah terbaca; bola diumpan dari sayap atau dari set-piece- yang ditujukan ke Marko Simic.
Sudirman paham dengan kondisi itu karena ikut terlibat dalam tim kepelatihan era Angelo Alessio. Eks pemain Timnas Indonesia era 90-an itu sudah memikirkan jalan keluar dari masalah yang dihadapi Persija.
"Dia (Makan Konate) butuh adaptasi karena belum lama berlatih bersama tim, yang terpenting adalah bagaimana pemain bisa happy. Apalagi situasi sistem sekarang meninggalkan keluarga terlalu lama," tutur Sudirman.
"Rasa kepercayaan kepada pemain harus diberikan lebih, tidak hanya terpaku latihan-latihan saja, dalam latihan harus memberikan sesuatu yang happy, membuat mereka gembira, membuat mereka melupakan rasa rindu keluarga," ucapnya.
"Itu hal yang penting untuk diterapkan di latihan. Sebab kalau berfokus kepada penekanan latihan yang terlalu over, saya pikir tidak bagus untuk psikologis pemain. Pemain perlu suasana happy dalam setiap latihan sehingga akan membuat mereka bisa menerima dengan apa yang kita berikan dalam latihan itu," katanya lagi.
(aff/nds)