Liga 1 Tetap Jalan di Tengah Badai Omicron, Pemain Paling Terdampak

Liga 1 Tetap Jalan di Tengah Badai Omicron, Pemain Paling Terdampak

Tim Detikcom - Sepakbola
Selasa, 08 Feb 2022 23:55 WIB
Pesepak bola Persib Bandung Erwin Ramdani (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Persikabo 1973 Andy Setyo Nugroho (kanan) saat pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (29/1/2022).  Persib Bandung menang 1-0. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.
Liga 1 tetap dihelat di tengah badai varian omicron, pemain paling terdampak (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta -

PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersikeras tetap menghelat Liga 1 2021 di tengah menanjaknya kasus COVID-19. Pemain akan paling terdampak dari sisi fisik maupun psikologis.

Saat ini COVID-19 varian Omicron tengah melanda peserta Liga 1. Pemain, pelatih, hingga ofisial turut merasakan terpapar virus corona sehingga harus menjalani karantina sampai pulih.

Jumlah peserta yang terpapar sudah mencapai puluhan sampai-sampai membuat beberapa klub kekurangan pemain. Beberapa klub pun bermain dengan pemain seadanya dan mendapatkan hasil yang tak maksimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini pun membuat rencana Liga 1 menghadirkan penonton dibatalkan. Meski demikian, PT LIB sebagai operator liga juga tidak mau memberhentikan kompetisi saat ini meski ada desakan kuat dari berbagai pihak termasuk klub-klub.

Sebab, klub tidak akan bisa bertanding dengan kondisi saat ini dan sudah pasti bakal ada yang dirugikan jika laga tetap dihelat. Namun, PT LIB berdalih bahwa mereka sudah menerapkan protokol kesehatan seketat mungkin dan meminta klub untuk melakukan pengawasan lebih kepada para pemainnya.

ADVERTISEMENT

PT LIB cuma menunda beberapa pertandingan saja dan inilah yang kemudian dikritik banyak klub. Padahal di kompetisi lain macam Indonesia Basketball League (IBL) saja langsung dihentikan ketika ada peningkatan kasus pada seri kedua di Bandung lalu.

Bahkan ada rencana IBL akan dipusatkan di Jakarta karena dianggap lebih bisa dipantau dan sementara ditangguhkan sampai awal Maret. Hal ini harusnya bisa diikuti oleh PT Liga karena keselamatan serta kesehatan pemain jadi prioritas utama.

"Di Indonesia IBL juga memilih untuk menghentikan sementara seluruh pertandingan Seri 2 yang dilaksanakan di Bandung hingga setidaknya awal Maret 2022. Semua klub IBL pun sangat kooperatif dan mendukung keputusan tersebut guna mengurangi penyebaran virus ini kepada jajaran pemain, staf, dan penonton," ujar Pengamat Sepakbola Nasional dari Columbia University, Gabriella Witdarmono, dalam keterangannya kepada detikSport.

"Namun, kebijaksanaan serupa belum terlihat di Liga sepak bola nasional. Padahal hingga akhir pekan ini, terdapat sepuluh klub yang telah mengkonfirmasi kasus positif COVID-19 pada pemain dan ofisial," sambungnya.

Menurut Gabriella, penerapan sistem bubble pada paruh kedua musim Liga 1 akan membuat makin terbebani. Sebab bukan cuma soal tantangan fisik, tapi juga psikologis pemain akan terganggu.

Gabriella WitdarmonoGabriella Witdarmono Foto: Istimewa

Sebab para pemain harus rela berpisah berbulan-bulan lamanya sementara di saat bersama harus tetap tampil bagus, agar membawa timnya menang. Belum lagi jika ofisial dan staf klub terpapar COVID-19, maka persiapan non-teknis klub akan terganggu.

PSIS Semarang kini jadi korban terbaru keganasan varian Omicron karena sejumlah pemain dan ofisialnya dinyatakan positif. Oleh karenanya, PT LIB diminta meninjau kembali pelaksanaan Liga 1 di tengah menanjaknya jumlah kasus virus corona.

"Melihat fakta-fakta di atas, rasanya iklim kompetisi Liga 1 tidak lagi kondusif dan jauh dari kata ideal. Selain terganggunya beberapa jadwal pertandingan, banyak klub yang kini memiliki fokus yang terbelah, tidak lagi hanya konsentrasi pada pertandingan namun yang tak kalah penting juga harus fokus pada pengawasan protokol kesehatan dan pemulihan pemain yang terpapar COVID-19. Sehingga banyak klub Liga 1 kesulitan untuk mengkondisikan dan menurunkan skuad terbaiknya ketika harus berlaga," papar Gabriella.

Pada saat yang cukup genting seperti ini tampaknya PT LIB perlu meninjau kembali pelaksanaan Liga 1 dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan kemanusiaan. Bagaimanapun, PT LIB memiliki tanggung jawab besar atas keselamatan para pemain, pelatih, ofisial klub, dan ofisial pertandingan," tutupnya.


Hide Ads