PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersikeras tetap menghelat Liga 1 2021 di tengah menanjaknya kasus COVID-19. Pemain akan paling terdampak dari sisi fisik maupun psikologis.
Saat ini COVID-19 varian Omicron tengah melanda peserta Liga 1. Pemain, pelatih, hingga ofisial turut merasakan terpapar virus corona sehingga harus menjalani karantina sampai pulih.
Jumlah peserta yang terpapar sudah mencapai puluhan sampai-sampai membuat beberapa klub kekurangan pemain. Beberapa klub pun bermain dengan pemain seadanya dan mendapatkan hasil yang tak maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini pun membuat rencana Liga 1 menghadirkan penonton dibatalkan. Meski demikian, PT LIB sebagai operator liga juga tidak mau memberhentikan kompetisi saat ini meski ada desakan kuat dari berbagai pihak termasuk klub-klub.
Sebab, klub tidak akan bisa bertanding dengan kondisi saat ini dan sudah pasti bakal ada yang dirugikan jika laga tetap dihelat. Namun, PT LIB berdalih bahwa mereka sudah menerapkan protokol kesehatan seketat mungkin dan meminta klub untuk melakukan pengawasan lebih kepada para pemainnya.
PT LIB cuma menunda beberapa pertandingan saja dan inilah yang kemudian dikritik banyak klub. Padahal di kompetisi lain macam Indonesia Basketball League (IBL) saja langsung dihentikan ketika ada peningkatan kasus pada seri kedua di Bandung lalu.
Bahkan ada rencana IBL akan dipusatkan di Jakarta karena dianggap lebih bisa dipantau dan sementara ditangguhkan sampai awal Maret. Hal ini harusnya bisa diikuti oleh PT Liga karena keselamatan serta kesehatan pemain jadi prioritas utama.
"Di Indonesia IBL juga memilih untuk menghentikan sementara seluruh pertandingan Seri 2 yang dilaksanakan di Bandung hingga setidaknya awal Maret 2022. Semua klub IBL pun sangat kooperatif dan mendukung keputusan tersebut guna mengurangi penyebaran virus ini kepada jajaran pemain, staf, dan penonton," ujar Pengamat Sepakbola Nasional dari Columbia University, Gabriella Witdarmono, dalam keterangannya kepada detikSport.