Aksi rasial muncul di Liga 3 Indonesia saat Persikota Tangerang vs Belitong FC. PSSI diharapkan bisa memberikan hukuman bagi pelaku aksi tersebut.
Federasi sepakbola dunia (FIFA) sudah sejak lama memerangi aksi rasial di dunia sepakbola. Tindakan rasial ini memang belum benar-benar hilang di sepakbola belahan dunia mana saja, salah satunya di Indonesia.
Pengamat Sepakbola, Kesit B.Handoyo, cukup terkejut dengan adanya rasialisme di Liga Indonesia pada pertandingan di Liga 3 antara Persikota vs Belitong FC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak mentolerir sikap rasisme di sepakbola, di belahan dunia manapun aksi rasisme terus didengungkan. Kalau terbukti ada pemain dan penonton ataupun pihak lainnya yang melakukan rasisme di Liga 3, itu benar-benar tindakan yang memalukan," ujar Kesit.
"PSSI harus berani memberikan hukuman kepada para pelaku rasis, jangan pandang bulu. Kalau oknum suporter sulit dicari, klub juga harus tanggung jawab. Karena pertandingan tanpa penonton. Lalu kenapa diduga bisa ada penonton masuk," tegas Kesit.
Tidak hanya pengamat sepakbola, Deputi V Kepala Staf Kepresidenan, Jaleswari Pramodhawardani, menyesalkan terjadinya tindakan rasisme di Liga 3. Dalam siaran pers Kantor Staf Presiden RI, Jaleswari menegaskan, sebagai negara yang mengakui keragaman dalam konsep Bhinneka Tunggal Ika, segala bentuk tindakan rasisme tidak diterima dengan alasan apapun. Oleh karenanya, Kantor Staf Presiden (KSP) dengan tegas merespon aksi rasisme ini.
KSP, yang salah satu fokusnya mengawal isu-isu terkait Papua, tidak hanya mengecam tindakan rasisme ini, namun juga mengingatkan penyelenggara Liga 3 Indonesia agar memperhatikan dengan serius insiden rasisme yang telah terjadi dan mengambil langkah-langkah penindakan, agar kasus seperti ini tidak terulang di masa depan.
"Aksi verbal dan visual yang mengindikasikan penghinaan terhadap individu atau kelompok manapun tidak dibenarkan. Tindakan yang dilakukan dengan latar belakang perbedaan ras dan suku merupakan aksi rasisme yang harus ditindak tegas, baik terhadap pelaku maupun klub dimana pelaku bernaung," ungkap Jaleswari, Jumat, 25 Februari.
Sebelumnya pada babak 32 besar Liga 3 Nasional di Stadion Benteng Tangerang, Kamis 24 Februari, pertandingan Persikota melawan Belitong FC terjadi aksi rasisme yang ditujukan kepada pemain Belitong FC, Rivaldo Wally dan Pelatih Ardiles Rumbiak.
Dalam jumpa pers usai pertandingan, Rivaldo Wally dan Ardiles Rumbiak mengaku mendapat hinaan rasis dari pemain cadangan dan suporter Persikota.
"Kami manusia bukan monyet, rambut kita keriting, kulit hitam. Tapi kami tetap orang Indonesia. Kami minta dihargai. Tolong hentikan rasisme di dunia sepakbola Indonesia," ujar Ardiles.
(ran/nds)