Pengamat sepakbola Tommy Welly meminta investigasi terhadap perangkat laga Liga 3 antara Farmel FC kontra Persikota Tangerang karena keputusan kontroversial.
Wasit dan asisten wasit laga itu membuat beberapa keputusan keliru yang merugikan Persikota. Laga ini dipimpin oleh Untung Santoso yang dibantu asisten wasit pertama Hidayat dan asisten wasit kedua Yulianto.
Farmel FC pada akhirnya menang 3-0 pada laga babak 16 besar Liga 3 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (6/3/2022). Tapi laga hanya berlangsung 58 menit karena keributan sehingga akhirnya tak dilanjutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya ada dua keputusan kontroversial dari wasit dan asistennya. Ada kejadian offside meski pemain Persikota onside hingga benturan ringan yang berbuah hadiah penalti buat Farmel.
Melihat kondisi ini, Tommy Welly meminta PSSI untuk mengusut tuntas wasit laga tersebut. Apalagi reputasi Farmel FC sudah buruk karena dirasa kerap dianggap dibantu wasit dalam laga-laga Liga 3 lainnya.
"Liga 3 sejak babak 64 besar, kasusnya berulang-ulang. Wasitnya dikejar-kejar dan ricuh di langapang karena wasit. Respons PSSI masih sebatas akan diperbaiki atau dikenai sanksi," kata Tommy dalam pernyataannya.
"Kami melihat respons PSSI memang seolah-olah gerak cepat. Langsung memulangkan wasit. Lho, seharusnya jangan dipulangkan. Namun, diisolasi untuk diinvestigasi supaya ketahuan akar masalahnya," ujarnya.
Tanpa investigasi, Tommy menilai PSSI tak serius memberantas praktik kotor di sepakbola Indonesia. Alasan keputusan kontroversi wasit harus diketahui agar tak terulang di kemudian hari.
Terlepas dari keuntungan yang didapat Farmel, keputusan kontroversi memang kerap menghiasi laga-laga Liga 3. Praktik sepakbola kotor memang sudah identik dengan kompetisi amatir ini.
"Apakah wasit itu cakap atau ada faktor lain yang memengaruhi performa wasit. Kenapa perlu? Itu yang ditunggu-tunggu publik sepak bola. Publik ingin tahu mengapa wasit berperilaku demikian," ucap Bung Towel, sapaan akrab Tommy Welly.
"Kalau wasitnya kontroversi karena ketidakcakapan, berarti PSSI salah memilih wasit yang tidak cakap. Apakah betul faktornya itu? Sulit diterima karena kejadiannya berulang-ulang dan aktornya adalah wasit," tuturnya.
(Halaman selanjutnya, PSSI menegur keras wasit Liga 3)
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan geram dengan sejumlah wasit di Liga 3. Iwan Bule, sapaannya, mengancam untuk memakai pengadil pertandingan asing.
PSSI baru menggelar pertemuan dengan wasit Liga 3 secara virtual pada Selasa (8/3/2022) yang dihadiri Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, dan wasit plus asisten wasit Liga 3.
Iriawan menyoroti kepemimpinan wasit pada beberapa partai 16 besar Liga 3. Dia melihat bahwa pengadil pertandingan berulang kali melakukan kesalahan.
"Saya merasa terganggu dengan adanya keputusan-keputusan kontroversial yang dibuat oleh wasit. Bisa jadi opsinya saya mencari wasit-wasit lain dari luar negeri," kata Iriawan dinukil dari laman PSSI.
"Saya tidak ingin dicap ada permainan di PSSI. Bisa berubah kalian? Saya berdarah-darah dan jatuh bangun membangun sepak bola yang sempat berhenti selama dua tahun. Mohon diperbaiki. Karena saya kecewa. Jadi, maaf saya berbicara keras. Bisa berubah atau tidak? Kalau tidak, tak usah jadi wasit. Cari nafkah dan pekerjaan lain,"ucapnya.
Iriawan meminta wasit untuk menonton tayangan ulang Farmel FC melawan Persikota. Dia menganggap bahwa partai itu dapat menjadi contoh bagi pengadil pertandingan introspeksi diri.
"Coba kalian lihat lagi video rekaman Farmel dan Persikota. Sekali lagi, kalian ditonton oleh ratusan juta pasang mata yang mencintai sepak bola Indonesia," kata Iriawan.
"Yang baik tingkatkan. Ke depannya jangan ada salah lagi. Apa yang terjadi dengan para wasit-wasit terkait keputusan kontroversial dampaknya bukan ke kalian saja, tapi kami, PSSI," ucapnya.
"Kalian para wasit harus punya integritas, memimpin dengan benar dan hati nurani jangan ada keberpihakan atau salah keputusan," katanya lagi.
(aff/nds)