Kasus kematian dua suporter di Bandung menjadi pelajaran buat PT Liga Indonesia Baru (LIB). Operator kompetisi itu mau menerapkan aturan lebih ketat di Liga 1.
Sistem penyelenggaraan sepakbola Indonesia masih banyak kekurangan. Sampai-sampai mengakibatkan nyawa melayang sebagaimana terjadi di Bandung pada ajang Piala Presiden 2022.
Tak mau kejadian seperti ini terus terulang, PT LIB memastikan akan memperbaikinya. Pada gelaran Liga 1 2022 mendatang, operator mau menciptakan sistem yang aman buat suporter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harus evaluasi penuh. Sistem pengamanannya agar lebih berlapis, begitu kan. Pembelian tiket sistemnya seperti apa. Jadi pemahaman harus sama," kata Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita, kepada wartawan.
"Kita lihat nanti harus betul-betul. Bukan sekadar ke teknis sepakbola, tapi juga tentang pengamanan. Kami harus bahas dari sekarang," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya, Sopiana Yusup dan Ahmad Solihin meninggal akibat berdesakan dan terinjak-injak di pintu masuk Stadion Utama Gelora Bandung Lautan Api, Jumat (17/6/2022). Keduanya mau menyaksikan laga Piala Presiden antara Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya.
Tapi kelalaian penyelenggara dalam menjalankan tugasnya membuat massa berjubel. Banyak penonton tak bertiket yang masuk ke stadion dengan estimasi 40 ribu orang, padahal cuma 15 ribu resmi tiket yang disiapkan.
PSSI melalui Komite Disiplin memastikan akan melakukan evaluasi terkait dugaan kelalaian panitia yang menyebabkan kematian suporter. Adapun kasus ini membuat dua laga sisa Grup C di Bandung dipindahkan ke Stadion Si Jalak Harupat.