detikSport berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. Salah satu topiknya adalah pentingnya memperkuat liga.
Shin Tae-yong mulai melatih timnas Indonesia sejak tahun 2020 lalu. Kariernya sebagai juru taktik sendiri sudah dirintis sedari menjadi asisten di klub Australia Queensland Roar.
Setelah itu pria Korea Selatan 52 tahun tersebut menangani klub lokal Seongnam Ilhwa Chunma, sampai akhirnya mulai ditarik ke Timnas Korea dengan menjalani posisi asisten, caretaker sampai akhirnya pelatih kepala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum terjun melatih sosok yang melatih Korea di Piala Dunia 2018 itu juga segudang pengalaman sebagai pemain sepakbola. Pada periode 1992-2004 Shin Tae-yong berseragam Seongnam Ilhwa Chunma. Di 2005 ia pindah ke Queensland Roar, klub kedua dalam kariernya semasa masih bermain dulu.
Dalam kariernya sebagai pemain dan pelatih itu pula Shin Tae-yong punya sejumlah pencapaian. Bahkan saat Seongnam jadi kampiun Liga Champions Asia 2010, Shin Tae-yong menjadi sosok pertama yang menjuarai ajang itu sebagai pelatih dan pemain -- semasa main, ia melakukannya bersama Seongnam tahun 1995 saat ajang itu masih dengan nama Asian Club Championship.
Hal itu mendorong detikSport untuk meminta pandangannya seputar Liga Indonesia, terkait dengan latar belakang Shin Tae-yong sebagai sosok yang sudah lama berkecimpung di K League.
![]() |
Apakah Shin Tae-yong punya masukan buat sepakbola Indonesia, khususnya Liga 1 dan Liga 2, dari pengalamannya di K League?
"Menurut saya, untuk mengembangkan sepakbola Indonesia harus dimulai dari liga yang kuat. Kalau liga lemah, menerapkan standarisasi yang terbaik di Timnas Indonesia tidak akan berhasil," katanya menjawab detikSport.
Agar liga tak lemah, sehingga standarisasi juga tak susah, Shin Tae-yong menyebut peran besar operator kompetisi. "Jadi orang yang kerja di liga (PT Liga Indonesia Baru, selaku operator liga) harus bekerja lebih, harus membuat visi yang baik."
Atmosfer kompetisi domestik di liga juga berpengaruh besar pada kemampuan dan performa pemain saat dipanggil ke timnas. Menurut Shin Tae-yong, secara umum ada kekurangan dalam porsi latihan fisik. Pemain jadi cenderung cepat lelah saat ditempanya. Simak di halaman selanjutnya.