Koordinator Divisi Komunikasi La Grande Indonesia Ilham Sukrai memastikan flare yang muncul pada laga Timnas Indonesia U-19 dengan Vietnam U-19 tidak dilakukan oleh anggotanya. Ia pun menyayangkan hal itu terjadi.
Menurut Ilham, pihaknya sudah mewanti-wanti setiap anggota yang hadir di stadion untuk tidak membawa suar berwarna merah tersebut saat mendukung Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2022 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada Sabtu (2/7/2022). Ilham sendiri berada di sektor utara bersama 2 ribu La Grande lainnya.
"Kami agak menyayangkan saja karena kami jujur agak kecolongan juga di sisi utara. Kami sudah wanti-wanti jangan bawa red flare, jangan bakar apapun, tapi ternyata ada beberapa red flare yang dibawa oleh teman-teman di luar La Grande yang di sektor utara," kata Ilham kepada detikSport, Minggu (3/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 3 Ulah Suporter Timnas saat Melawan Vietnam |
"Meskipun begitu, La Grande juga tak bisa menyalahkan yang di (sektor) selatan juga. Karena cara pandang kita mendukung Timnas dengan kreativitas juga berbeda. Bisa dilihat dari koreo-koreo yang ditampilkan dari awal sampai akhir laga tak ada yang aneh-aneh. Kami bukannya ingin mematikan kreativitas teman-teman membakar red flare. Tapi kita punya cara lain kan mendukung Timnas tak harus keren-kerenan dengan flare," tuturnya.
"Kalau pun memang mau bakar red flare, jika seumpama janjian ya, mungkin akan lebih banyak lagi yang bawa flare di sektor utara. Tapi dari dulu La Grande sosialisasi kepada teman-teman untuk tak membawa hal itu," sambungnya.
Ilham sendiri tak menepis di sektor utara ada penonton yang menyalakan flare. Namun, ia memastikan itu bukan dilakukan oleh anggotanya sebab timnya langsung menelusuri saat itu juga.
"Cuma kami tak boleh anarkis juga kan ya. Ya, namanya mereka nonton, sudah kangen, kemudian lihat tribune selatan bakar flare, karena selatan membakar lebih dulu, kemudian tribune utara ikut-ikutan. Tapi saat itu juga kami telusuri," kata Ilham.
![]() |
Sosialiasi Setiap Hari
Antusiasme suporter Timnas yang sangat tinggi boleh jadi karena sudah lama penonton tak bisa mendukung langsung Timnas di stadion imbas pandemi COVID-19. Alhasil, penyalaan flare pun tak bisa dihindari kendati sudah dilakukan pengecekan oleh panitia dan keamanan.
"Ya, kami memandang mungkin itu cara teman-teman selatan melepaskan kerinduan. Tapi kami punya cara sendiri. Kalau pun kemarin ada yang menyalakan flare juga tak lama. Langsung kami bilangin kan begini-begini karena tribune bukan punya kita saja," ujar Ilham.
"Tapi kalau dari La Grande sudah menyosialisasikan tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dibawa ke stadion. Apalagi match-match bergengsi dan krusial seperti kemarin Indonesia vs Vietnam. Sebab, kami bertemu tiap hari untuk memeriksa alat dan lainnya," tambahnya.
"Tapi seperti yang saya katakan suporter punya 1.000 akal. Harapan saya sih kreativitas kan banyak jenisnya. Itu flare hanya satu tapi masih ada 10 cara yang lain (dalam mendukung Timnas), dan kita sama-sama belajar juga menjadi suporter timnas. Mungkin 10 cara itu bisa digali lagi," kata Ilham.
"Karena flare gampang lu punya duit, tinggal beli, tinggal bakar. Tapi kan ada 10 cara yang lain, bisa koreo, 3D, atau lainnya. Ya memang kelihatan keren (bakar flare), tapi kerennya enggak elegan. Bakar red flare ya begitu saja tapi efeknya lebih banyak ke match, fokus pemain, dan lain-lain," kata dia mengimbau.
(mcy/cas)