Tim detikX juga mendapatkan data foto bahwa ada delapan jenis gas air mata yang diduga dipakai kepolisian. Gas air mata ini masing-masing berwarna hijau, biru, merah, kuning, abu-abu, dan silver. Abu-abu memiliki setidaknya tiga varian: dua berkaliber 38 mm dan satu berkaliber 44 mm.
Satu peluru berwarna silver teridentifikasi merupakan jenis MU24-AR berkaliber 38 mm, produksi PT Pindad (Persero). Peluru ini diduga paling beracun lantaran tidak hanya dapat diisi dengan zat CS saja, tapi juga zat 1-chloroacetophenone (CN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam jurnal berjudul 'The Comparative Acute Mammalian Toxicity of 1-chloroacetophenone (CN) and 2-chlorobenzylidene malononitrile (CS)' disebutkan bahwa CN jauh lebih berbahaya daripada CS. Sekali hirupan gas CN tidak hanya dapat membuat sesak napas, tapi juga menyebabkan terjadinya kerusakan organ.
"CS tidak lebih beracun saat terhirup dan melalui jaringan inhalasi dibandingkan dengan kerusakan jaringan yang menyebabkan kematian oleh CN," begitu keterangan dari jurnal tersebut.
Dari rekaman video yang tim detikX dapatkan, ada setidaknya dua kali peluru MU24-AR ini digunakan. Peluru ini dapat terdeteksi dengan mudah lantaran karakternya sangat berbeda dengan gas air mata lainnya.
MU24-AR memiliki ciri khusus, yakni tidak langsung mengeluarkan asap saat ditembakkan. Ada jeda 2-5 detik setelah ditembakkan sebelum akhirnya peluru ini meledak atau mengeluarkan asap.
Satu peluru jenis MU24-AR ini jatuh di tribun 13 pada pukul 22.12 WIB lewat 3 detik. Itu terlihat dari rekaman berdurasi 8 menit 13 detik yang didapatkan tim detik dan telah dikomparasikan dengan satu video lainnya dari sudut berbeda. Peluru MU24-AR ini meledak dan mengeluarkan asap persis setelah jatuh di tribun 13.
Dua saksi suporter yang menonton di tribun 13 dan 12 mengaku tembakan yang jatuh di tribun inilah yang paling membuat mata perih dan sesak napas. "Jadi kayaknya ada tiga tahap gitu. Satu masih biasa saja. Dua juga masih biasa. Tapi yang ketiga ini perih banget, langsung kabur semuanya," tutur seorang Aremania kepada reporter detikX pekan lalu.
Asap dari peluru inilah yang membuat kepanikan di tribun 13. Sedikitnya 6.000 Aremania berdesakan keluar melalui pintu 13. Mereka berjejal keluar melalui pintu yang saat itu sebetulnya sempat terbuka, meski hanya 1,5 meter saja.
Simak artikel selengkapnya: [INVESTIGASI] Gas Beracun Pengepung Aremania.
(raw/krs)