Papua Football Academy mendapat pengalaman berlatih di Tembagapura, Timika. Para pemain pun merasa gembira sekaligus kedinginan. Brrr!
Setelah diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada 31 Agustus, PFA sudah berlatih di Mimika Sport Complex, Timika. Nah selang hampir dua bulan kemudian, 30 siswa PFA berkesempatan berkenalan dengan manajamen PT Freeport Indonesia, karyawan, serta komunitas di Tembagapura, Kamis (6/10) lalu. Freeport sendiri adalah penggagas PFA.
Bukan cuma itu saja, mereka pun diberi pengalaman berlatih di lapangan yang terletak 2.000 meter di atas permukaan. Berangkat siang hari, rombongan PFA disambut udara dingin sore harinya setelah berjalan tiga jam menggunakan bus khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sebuah kesempatan berharga bagi anak-anak untuk berlatih di Tembagapura, di ketinggian yang sangat berbeda dari tempat biasa mereka berlatih," ucap Wolfgang Pikal selaku Direktur PFA dalam rilis kepada detikSport.
Mereka dua hari berlatih di lapangan sepak bola milik PT Freeport Indonesia, Jumat-Sabtu, 7-8 Oktober. Sesi latihan yang disusun tim pelatih melanjutkan program sesuai kurikulum yang selama ini dijalankan di Mimika Sport Complex. Termasuk bagaimana membangun kekompakan saat bermain bola berpegangan tangan. Materi "sports for development" (S4D) diadopsi dari kurikulum kepelatihan Federasi Sepakbola Jerman.
"Di sesi latihan pertama, kami berlatih menyerang di sepertiga lapangan lawan. Pada sesi kedua, kami kedatangan sejumlah peserta tamu untuk mengikuti coaching clinic. Mereka mengikuti program latihan yang kami susun, seperti peningkatan kualitas operan bola," Pikal menambahkan.
Ada enam siswa Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) di Tembagapura berkesempatan mencicipi ilmu kepelatihan ala PFA dengan sangat antusias. Bahkan, salah satu siwa, Troy Achilles Raja Mangihut Tamba, menginginkan coaching clinic seperti ini diulang kembali di Tembagapura.
"Senang bisa berlatih bersama PFA. Saya belum pernah berlatih seperti ini," ucap siswa YPJ lain Malik Fajar Rumalolas
Para pemain Papua Football Academy tak kuasa menahan kegembiraan mereka berlatih di Tembagapura walau udara cukup dingin dan ditemani rintik hujan yang cukup menguras energi.
"Asyik, seperti berlatih di lapangan ber-AC," kata Musa Madai asal Merauke.
"Latihannya seru, walau tetap capek tetapi seperti tidak berkeringat," ucap Chorino Jimmy asal Jayapura.
Kabut yang menyeliputi lapangan sepakbola pada hari kedua, Sabtu (8/10), semakin menambah keseruan tim PFA. "Kami seperti berlatih di Eropa," kata asisten pelatih Kelly Pepuho, yang baru pertama kali berkunjung ke Tembagapura.
![]() |
Asisten pelatih PFA lain, Melky Papare, sangat bersyukur anak-anak PFA dapat berlatih di Tembagapura. Selain merasakan suasana latihan berbeda karena dihelat di atas ketinggian 2.000 meter, berlatih dengan disaksikan karyawan dan keluarga PT Freeport Indonesia akan mengasah kepercayaan diri para pemain.
Kepada manajemen Freeport, Pikal memperkenalkan PFA sebagai akademi sepak bola pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip FIFA Children Safeguarding. Dia juga menceritakan bagaimana pengelolaan akademi yang dijalankan dengan tidak meninggalkan pendidikan serta pembentukan karakter individu.
"Saya terkesan dengan perilaku anak-anak PFA. Bukti bahwa mereka tidak hanya diajarkan bermain sepak bola dengan baik, juga mendidik para siswa menjadi individu yang berkarakter baik. Saya punya harapan besar terhadap mereka," kata George Banini selaku Executive Vice President of Operation PT Freeport Indonesia.
Pendapat senada juga disampaikan Brian Esser yang menjabat Executive Vice President Side Administration PTFI."Saya yakin, program ini tidak sia-sia. Anak-anak Papua akan mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga selama mereka berada di Papua Football Academy."
(mrp/pur)