Arema Cronus semakin didatangi banyak bintang setelah melebur dengan Pelita Jaya pada Oktober 2012. Saat itu Pemilik Pelita Jaya yakni Grup Bakrie membeli Arema FC sehingga mereka kelimpahan pemain-pemain bintang Pelita Jaya seperti Greg Nwokolo hingga Joko Sasongko.
Menariknya Pelita Jaya yang kemudian menjadi Persipasi Bandung Raya dibeli lisensinya oleh Achsanul Qosasi lalu menjadi Madura United pada 2016. Bisa dibilang, Pelita Jaya ini menjadi dua klub yakni Arema FC dan Madura United.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu kilau Arema FC yang dipenuhi banyak bintang nampaknya membuat Aremania memutuskan untuk mendukung mereka hingga saat ini. Sementara Arema Indonesia yang berjuang di kompetisi level bawah semakin ditinggal.
Di media sosial, Arema kerap mendapat cibiran ketika topik Arema sedang dibahas. 'Arema yang mana?' begitu salah satu kalimat yang sering dilontarkan akun-akun media sosial, untuk menyindir Aremania yang dianggap lebih memilih Arema FC ketimbang Arema Indonesia yang dianggap sebagai 'Arema asli'.
Kini masalah dualisme Arema ini nampaknya akan berakhir. Arema FC dikabarkan akan membubarkan diri setelah dilanda berbagai masalah seusai Tragedi Kanjuruhan.
Arema dihukum tak boleh bermain di Malang, dengan ketentuan hanya bisa bermain laga kandang dengan jarak 250 lilometer dari Malang. Tapi mereka ditolak oleh komunitas-komunitas lokal saat memilih beberapa venue untuk menjadi lokasi laga kandang.
Tak hanya masalah eksternal, Arema FC juga dilanda masalah internal. Mereka dianggap pasif dalam pengusutan Tragedi Kanjuruhan sehingga memantik demonstrasi Aremania yang berunjuk rasa di Kantor Arema, Minggu (29/1/2023), yang berujung ricuh.
Atas tekanan dari berbagai sisi itu, Arema mempertimbangkan bubar. Entah bubar secara entitas, atau hanya istirahat sejenak.
Tapi apapun itu, sanksi berat sudah menanti Arema andai mundur dari Liga 1 2022 saat kompetisi sudah berjalan. Merujuk regulasi PSSI, mereka terancam denda besar dan hukuman turun ke kompetisi level bawah.
(cas/nds)