Jakarta -
Bek kaki kanan bermain di posisi bek kiri, itu sudah biasa. Tapi bek kaki kiri/kidal (left-footed) menjadi full back kanan, cuma Frengky Missa yang bisa.
Frengky Missa adalah pemain dengan kaki dominan kiri yang kerap dimainkan sebagai bek kanan di Persija Jakarta. Saat ia dipanggil ke Timnas Indonesia U-20, pelatih Shin Tae-yong ikut memasang Frengky Missa di bek kanan.
Frengky Missa mulai menjelma menjadi wonderkid Persija Jakarta di empat laga awal Liga 1 2022. Ia selalu dipasang pelatih Thomas Doll sebagai starter saat Persija melawan Bali United, Persis Solo, PSM Makassar, dan Persikabo 1973.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thomas Doll tanpa ragu memberikan kesempatan tampil buat Frengky Missa main 90 menit lawan Bali United di pekan pertama Liga 1 pada 23 Juli. Meski berstatus debutan, permainannya bagai pemain yang sudah bertahun-tahun kenyang pengalaman di level senior.
Keterampilannya dalam mengolah bola, dribbling sambil berlari kencang, dan berani mempertunjukkan kemampuannya adalah buktinya. Di laga pekan kedua Liga 1, ia benar-benar bersinar dengan mencetak gol cantik ke gawang Persis Solo yang membantu Persija menang dengan skor 2-0, Minggu (31/7).
Padahal ia baru debut di Persija pada 18 Juni 2022 di ajang Piala Presiden 2022. Pemain kelahiran 2004 selalu tampil dalam empat kesempatan yang dimainkan Persija dalam ajang pramusim itu.
Menariknya, Frengky Missa kerap dimainkan di posisi yang tak biasa yakni bek kanan. Untuk seorang pemain kidal, terutama bek, sangat-sangat jarang dimainkan di posisi itu.
Menjadi seorang kidal saja sudah menjadi anugrah yang tak dimiliki semua orang. Studi membuktikan hanya ada 10 persen orang kidal dari total populasi dunia.
"Hanya ada 10-20 persen pemain kidal di dunia, angka yang sedikit itu saja sudah membuat mereka spesial," begitu narasi reporter DW Kick Off, Constantin StΓΌve.
Dengan jumlah yang sedikit itu, tak heran kalau pemain kidal kerap dipasang di sektor kiri; bek sayap, gelandang sayap, hingga penyerang sayap. Bisa dibilang memainkan peran di sektor kiri adalah spesialisasi pemain kidal.
Makanya banyak pemain kaki kanan yang terpaksa digeser ke kiri karena sedikitnya stok pemain kidal. Joe Gomez di awal kariernya di Liverpool pernah dipasang menjadi bek kiri. Sementara Joao Cancelo sudah paten main di bek kiri meski kaki dominannya adalah kanan (right footed).
Orang/pemain kidal dinilai punya cara pandang yang berbeda dalam memahami kehidupan dan permainan sepakbola. Hal itu tak terlepas dari dominannya orang kidal memaksimalkan otak kanan untuk berpikir secara visual dan kreatif.
Karena spesialisasinya itu, pemain kidal kerap fokus untuk memaksimalkan kemampuannya ketimbang pemain kaki kanan yang relatif bisa bermain dengan kedua kakinya.
Terkait hal ini, Frengky Missa sadar bahwa peran yang dimainkannya di sektor kanan merupakan hal tak lazim di dunia sepakbola. Meski bisa memainkan peran itu dengan baik, tapi ia punya formasi favorit tertentu yang bisa membuatnya nyaman bermain sebagai bek kanan.
"Saya juga bingung, pertama kan saya itu bek kiri. Saat itu stok bek kanannya (Persija) tidak ada, kosong, Rio (Fahmi) ke Timnas Indonesia. Jadi coach meminta saya geser ke kanan untuk dites di posisi itu. Ternyata cocok, saya mainnya bagus sehingga dipercaya main di bek kanan," kata Frengky Missa saat berbincang dengan detikSport di Lapangan C Senayan, Jakarta, Rabu (9/2/2023).
"Bicara preferensi, tergantung posisi, tergantung formasi maksudnya. Kalau 4-3-3 lebih nyaman di kiri, tapi kalau 3-4-3 saya lebih nyaman di kanan. Jadi tergantung formasi," ujarnya menambahkan.
Jebolan Tim Nusa Tenggara Timur di PON 2021 itu menyebut ada keuntungan tersendiri buatnya dalam bermain di kanan. Dalam situasi tertentu, Frengky Missa bisa mereplikasi yang biasa dilakukan inverted winger seperti Arjen Robben di Bayern Munich.
Golnya ke gawang Persis Solo adalah salah satu contohnya. Ia menari-nari di sisi kiri kotak penalti Persis setelah mengontrol bola operan Riko Simanjuntak, melakukan capping untuk membuka ruang tembak, dan menendang bola dengan kaki kiri ke tiang jauh yang tak bisa dijangkau kiper.
"Iya tak masalah main di kanan buat saya, karena kan bisa kaki kanan juga. Terus bisa crossing, terus kaki terkuat saya kan kiri jadi bisa capping dan dribbling ke depan untuk shooting," tutur pemain 18 tahun itu.
"Ya jarang (pemain kaki kiri jadi bek kanan) mungkin saya beruntung juga bisa bermain di kanan," ucapnya lalu tersenyum.